jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto meminta semua pihak mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dalam menyikapi kewarganegaraan Menteri ESDM Archandra Tahar.
Karena itu, kata Setnov, tidak perlu terlalu reaktif, biarkan pemerintah yang selesaikan.
BACA JUGA: Menkeu Pastikan Anggaran Prioritas Tak Dipotong
"Partai Golkar lebih menghargai putusan Presiden Joko Widodo yang menempatkan Archandra menjadi Menteri ESDM. Sebab reputasinya sudah teruji dan terbukti di level internasional," kata Setnov, dalam rilisnya, Senin (15/8).
Pentingnya menempatkan figur profesional di situ lanjutnya, agar Kementerian ESDM bergerak cepat dan tepat sasaran.
BACA JUGA: Ingat Anak, Damayanti Terisak di Kursi Pesakitan
"Sangat diperlukan agar Kementerian ESDM bergerak cepat dan tepat sasaran. Untuk itu, presiden merekrut profesional asal Indonesia di luar negeri. Kebetulan untuk sektor ESDM terjaring Archandra," tegasnya.
Setnov mengingatkan, Arcandra bukan profesional Indonesia pertama yang dipanggil pulang ke Indonesia untuk jadi menteri. Sebelumnya, kata Setnov, era Presiden Soeharto pada 1974, memanggil BJ Habibie dari Jerman untuk jadi Menristek.
BACA JUGA: Damayanti: Awalnya Pimpinan Minta Kompensasi Rp 10 Triliun
Saat itu, Habibie sudah ditawar menjadi warga negara kehormatan oleh Pemerintah Jerman, namun ia tetap memilih kembali untuk membangun Indonesia, dengan ilmu dan pengalaman yang dimilikinya.
"Jadi, saya melihat apa yang dilakukan oleh Archandra mirip dengan apa yang dilakukan oleh Habibie," pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terpilih Wakili NTT di Istana, Berbinar Ketemu Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi