Salah satu upaya pemerintah Australia agar warga dengan kebutuhan khusus, atau difabel, tetap bisa mendapatkan pekerjaan layak adalah dengan membuat program khusus.
Program JobAccess mendapat dana dari Employment Assistance Fund, sebuah sistem pendanaan yang disediakan pemerintah untuk membantu para pekerja dengan kebutuhan khusus, termasuk yang mengalami kebutaan atau separuh buta.
BACA JUGA: Australia Dukung Indonesia Tenggelamkan Kapal Ilegal Fishing Viking
Bagi perusahaan yang ingin mempekerjakan warga difabel bisa mengajukan bantuan dan pelayanan melalui JobAccess.
Pembiayaan ini tidak hanya untuk menanggung peralatan kantor khusus [bagi warga difabel], tetapi juga menyediakan pelayanan yang berhubungan dengan pekerjaan seperti konseling atau pelatihan.
BACA JUGA: Cara Unik Musisi Australia Sampaikan Masalah Mereka Kepada Politisi
"Biaya yang berhubungan dengan memodifikasi tempat kerja ditanggung lewat pembiayaan JobAccess," ujar Belinda Wilson, konsultan dari Vision Australia. Vision Australia adalah salah satu lembaga non pemerintah yang mengurus warga tunanetra.
"JobAccess menyediakan bantuan untuk membeli peralatan kantor dan teknologi adatif bagi karyawan baru yang memiliki kebutuhan khusus," tambah Belinda.
BACA JUGA: Mahasiswa Indonesia di Queensland Diskusikan Masyarakat Ekonomi ASEAN
"Pembiayaan ini tidak hanya termasuk menanggung peralatan kantor, tetapi juga pelayanan lain yang berhubungan dengan pekerjaan seperti konseling dan pelatihan."
Lewat pembiayaan ini tak heran jika angka penyerapan dari warga dengan kebutuhan khusus di Australia terus meningkat jumlahnya.
Berdasarkan data yang diolah dari Biro Statistik Australia di tahun 2009, kebanyakan warga difabel yang mendapatkan pekerjaan adalah mereka yang mengalami gangguan bicara. Jumlahnya mencapai 54 persen dari total jumlah warga difabel di Australia.
Sementara, mereka yang mengalami gangguan psikologis adalah yang paling rendah dalam penyerapan kerja, dengan mencapai kurang dari 30 persen.
19 persen dari warga difabel di Australia bekerja sebagai profesional dan 13 persen memiliki usaha sendiri.
Hingga saat ini 12 persen dari warga difabel masih membutuhkan peralatan khusus dan penyesuaian di tempat kerja mereka. Disinilah peranan pemerintah Australia lewat program JobAccess bisa kemudian membantu mengidentifikasi apa yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut.
Biasanya disediakan pelayanan secara cuma-cuma bagi perusahaan untuk melihat dan menilai apa saja untuk membantu para pemilik perusahaan dan pekerja bisa memiliki kantor yang sesuai dengan kebutuhan pekerja difabel.
Salah satu karyawan dengan kebutuhan khusus adalah David Long.
Dengan kebutaan yang ia miliki, David telah bekerja bersama pemerintah federal Australia selama hampir 20 tahun.
Menurutnya yang lebih terpenting bagi perusahaan adalah mengetahui apa manfaatnya dengan merekrut karyawan tunanetra.
"Sebuah studi menyebutkan karyawan dengan kebutuhan khusus lebih setia, jarang mengambil cuti sakit, sehingga lebih produktif," ujarnya.
Menurutnya masih ada kesulitan bagi perusahaan dan kantor untuk memiliki karyawan dengan kebutuhan khusus. Hal ini lebih disebabkan karena mereka kurang memahami apa yang perlu disediakan bagi karyawan difabel.
"Ini memberikan kebebasan ekonomi, kesempatan berinteraksi secara sosial, membangun rasa percaya diri, dan membuat jaringan," ujarnya. "Membiarkan orang-orang untuk bisa mandiri, aktif, dan hidup secara utuh, jadi tidak ada alasan untuk mereka tidak melakukan apa yang bisa dilakukan oleh orang lain."
BACA ARTIKEL LAINNYA... VIDEO: Kanguru Menganggap Seorang Polisi Sebagai Induknya