jpnn.com, JAKARTA - Belum lama ini survei The Economist Intelligence Unit menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota paling tidak aman sedunia. Menariknya, menurut Reza Indragiri Amriel, psikolog forenzik, Kamis (4/5), karangan bunga membanjiri Mabes Polri. Artinya, walau khalayak menyebut Jakarta tidak aman, tapi tetap ada harapan yang digantungkan kepada kepolisian untuk bekerja profesional.
Kriminolog Reza Indragiri Amriel yang lebih dikenal sebagai pakar psikologi forensik menilai ada fenomena menarik di balik membanjirnya karangan bunga ke Mabes Polri. Menurutnya, karangan bunga itu menunjukkan besarnya harapan publik pada Korps Bhayangkara.
BACA JUGA: Ada Premanisme DPR kepada KPK, Untung Pak SBY Bukan Preman
Reza mengatakan, survei The Economist Intelligence Unit menempatkan Jakarta sebagai kota paling tak aman dari 50 kota yang disurvei. Namun, publik justru menunjukan simpati mereka pada korps pimpinan Jenderal Tito Karnavian itu.
Reza melihat ada harapan besar dari publik kepada Polri agar makin profesional. "Termasuk tentunya profesional dalam penanganan aksi-aksi kekerasan terhadap Novel Baswedan, Habib Riziq Shihab dan Jazuli Juwaini," kata Reza dalam pesan singkatnya, Jumat (5/5).
BACA JUGA: Beredar Kabar...Karangan Bunga Itu dari Internal Polisi Sendiri
Menurutnya, jika Polri sampai gagal mengungkap pelaku teror yang jadi perhatian luas maka tingkat kepercayaan publik akan merosot. Kegagalan juga akan mempertegas hasil survei sekaligus merontokkan harapan yang disisipkan di karangan bunga untuk polisi.
"Jika kegagalan itu yang terjadi, maka sesungguhnya bukan hanya Novel, Habib, dan Jazuli yang menjadi korban. Lebih jauh, polisi pun menjadi korban dari pihak-pihak yang boleh jadi merancang sebuah desain dengan ultimate goal (tujuan puncak, red) meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap polisi," bebernya.(esy/jpnn)
BACA JUGA: Usut Kasus Novel, Polda Samakan dengan Bom Kedutaan Filipina
BACA ARTIKEL LAINNYA... Simak Nih, Respons Polri Soal Wacana Pembubaran HTI
Redaktur : Tim Redaksi