jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrat bisa dicap sebagai partai yang linglung, karena terkesan tidak konsisten dengan pilihan politik yang diambil di Pilpres 2019.
Di satu sisi mendukung pasangan calon presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, sementara di sisi lain membiarkan sebagian kader di daerah mendukung pasangan petahana Joko Widodo - Ma'ruf Amin.
BACA JUGA: Koalisi Prabowo-Sandi Tak Usulkan Debat Bahasa Inggris
"Bisa disebut main dua kaki, tapi menurut saya sepertinya tak salah disebut PD linglung, karena tidak konsisten dengan pilihan politiknya sendiri," ujar pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe kepada JPNN, Sabtu (15/9).
Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini memperkirakan, sikap plin plan akan sangat merugikan bagi partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pemilihan Legislatif 2019.
BACA JUGA: Sepertinya Partai Demokrat Sedang Permainkan Prabowo
Pasalnya, suara pemilih kemungkinan hanya akan terbagi dua di pemilu mendatang. Yaitu, antara yang mendukung Prabowo - Sandi dan Jokowi - Ma'ruf. Ketika suatu partai tidak jelas menentukan pilihan, maka peluang calegnya dipilih sangat kecil.
Apalagi, belakangan muncul pemberitaan dari media asing 'Asia Sentinel' yang menurunkan tulisan "Konspirasi Kejahatan Besar SBY" terkait patgulipat Bank Century menjadi Bank Mutiara. Ramses meyakini hal tersebut berpengaruh bagi persepsi masyarakat terhadap partai berlambang mercy tersebut.
BACA JUGA: Kapitra Tuding Prabowo Pengkhianat Ulama, Ini Alasannya
"Jadi, elektabilitas Demokrat bisa jadi bakal terjun bebas. Penyebabnya, mulai dari mengambangnya dukungan ke Prabowo, hingga munculnya isu-isu hukum. PD juga tidak berani mengambil sikap tegas terhadap kadernya yang mendukung Jokowi - Ma'ruf, menunjukkan Demokrat tidak punya pendirian," pungkas Ramses. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapitra: Ijtima Jilid II tak Mewakili Ulama
Redaktur & Reporter : Ken Girsang