jpnn.com, JAKARTA - Calon presiden Prabowo Subianto terkesan tidak mau mendengar saran dan masukan timnya yang piawai dalam merancang strategi komunikasi.
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi mengemukakan pandangan tersebut, menyusul pernyataan Prabowo tentang wajah Boyolali yang menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.
BACA JUGA: Dahnil Pastikan Prabowo Akan Tetap Buka Keran Impor
"Saya kira Prabowo tidak memanfaatkan kehadiran orang seperti Dr Heri Budianto, Imelda Sari atau Yasmin Muntaz yang lama malang melintang di ranah komunikasi dan ada di pihak koalisi pendukungnya saat ini," ujar Ari kepada JPNN, Senin (5/11).
Pengajar di Universitas Indonesia ini menangkap kesan, calon presiden nomor urut 01 tersebut lebih percaya dengan pembisik lain yang tidak kompeten di bidang komunikasi.
BACA JUGA: Muzani Yakin Banget Prabowo Tak Menghina Tampang Boyolali
Akibatnya, pernyataan Prabowo menjadi blunder dan semakin menguatkan citranya sebagai sosok yang antagonis.
"Saya kira hal ini sangat membahayakan elektabilitas Prabowo dan Gerindra di Pilpres dan Pileg 2019," ucapnya.
BACA JUGA: Sepertinya Gaya Kampanye Sandi Meniru Pola Jokowi
Menurut pembimbing disertasi S2 di Universitas Padjajaran ini, kesan Ketua Umum DPP Partai Gerindra tak mendengar masukan timnya yang ahli dalam merancang komunikasi, juga mengemuka dari sikap Prabowo kemudian.
Prabowo justru merasa masyarakat sudah tidak bisa menerima candaan. Bahkan menganggap "joke" yang dilontarkannya selalu dipolitisir.
"Saya menganggap bukan masyarakat yang tidak bisa membedakan candaan dengan hal yang serius, tapi faktor di dalam Prabowo sendiri yang kurang sensitif dan kurang peka," pungkas Ari.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Terbaru Habib Rizieq dari Mekah untuk Prabowo
Redaktur & Reporter : Ken Girsang