Serangan Udara Salah Sasaran, 11 Tentara Filipina Tewas

Jumat, 02 Juni 2017 – 05:30 WIB
Tentara Filipina. Ilustrasi Foto: AFP

jpnn.com - Keluarga Pastor Teresito Suganob bahagia sekaligus sedih menyaksikan video yang dirilis kelompok militan Maute Selasa (30/5).

Bahagia karena, setelah sekian lama tanpa kabar, mereka bisa tahu bahwa Suganob masih hidup. Tetapi, mereka juga sedih karena, selain video tersebut, mereka tidak tahu bagaimana nasibnya dan belasan jemaatnya yang disandera Maute sejak hari pertama konflik pada Selasa (23/5).

BACA JUGA: 7 WNI Gabung Maute Sebelumnya Latihan Militer di Mindanao

’’Video itu bisa diambil pekan lalu atau awal konflik ini pecah. Kami tidak tahu bagaimana kondisinya sekarang,’’ ujar Rufino Larozza, kepala Desa Maite Grande, Lambunao, Kota Iloilo, yang juga paman Suganob.

Larozza yakin pria dalam video tersebut benar-benar Suganob. Dia berharap agar keponakannya tersebut bisa segera dibebaskan.

BACA JUGA: Alhamdulillah, 17 WNI Berhasil Dievakuasi dari Marawi, nih Fotonya

Sebagai seorang mantan prajurit, Larozza memahami mengapa Presiden Filipina Rodrigo Duterte tidak akan memenuhi permintaan Suganob agar operasi militer di Marawi dihentikan demi keselamatan sandera. Sebab, memenuhi permintaan Maute itu sama saja dengan mengaku kalah dan bakal merusak mental para prajurit yang sudah ditugaskan.

Penduduk Marawi di pengungsian juga tidak kalah cemas seperti halnya Larozza. Mereka pergi tanpa membawa harta benda dan kini terkatung-katung di kamp pengungsian Kota Iligan.

BACA JUGA: Kemlu Sukses Mengevakuasi 17 WNI dari Marawi

Sangat mungkin rumah mereka telah dijarah atau bahkan hancur dibom militer Filipina (AFP) dari udara.

Hingga kemarin (1/6), masih banyak penduduk yang berusaha melarikan diri dari Marawi. Anggota Moro Islamic Liberation Front (MILF) membantu proses evakuasi dengan mengamankan wilayah yang bakal dilalui warga Marawi.

Penduduk memang tidak bisa berharap banyak bahwa kota mereka bakal baik-baik saja. Meski AFP mengklaim telah menguasai 90 persen Marawi, rupanya pertempuran tidak akan berakhir dalam waktu dekat.

Medan yang sulit dan prajurit yang kurang terlatih menjadi halangan. Jangankan menambah daftar panjang militan Maute yang dilumpuhkan, pasukan AFP yang ditugasi menyerang dari udara malah membunuh rekan sendiri.

Setidaknya 11 orang prajurit militer Filipina tewas dan 8 lainnya luka-luka gara-gara salah sasaran yang terjadi Rabu (31/5).

’’Pasti ada kesalahan yang terjadi, entah yang mengarahkan di lapangan atau pilotnya,’’ terang Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.

Total tercatat 38 prajurit AFP dan 120 militan tewas dalam konflik di Marawi. Rencananya, serangan udara dihentikan sementara dan berfokus kepada serangan di darat.

Menhan ke-36 Filipina itu menambahkan, jumlah militan di Marawi tidak seperti dugaan semula. Yaitu, hanya 40–100 orang.

Kenyataannya, ada sekitar 500 orang militan. Anggota Abu Sayyaf yang melindungi Isnilon Hapilon hanya sekitar 100 orang, 260-an anggota Maute, dan sisanya adalah para simpatisan Islamic State (IS) alias ISIS.

Sekitar 280 militan berhasil melarikan diri keluar dari ibu kota provinsi Lanao del Sur itu ketika mereka kian terpepet. Saat ini hanya ada sekitar 100 orang yang bertahan melawan pasukan AFP. (Reuters/Philstar/Inquirer/NewYorkTimes/sha/c4/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Maute Mampu Memberikan Perlawanan, Dari Mana Senjata Mereka?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler