jpnn.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Manila telah mengevakuasi 17 warga negara Indonesia (WNI) dari wilayah Marawi di Pulau Mindanao, Filipina Selatan.
Proses evakuasi terhadap 17 WNI dari wilayah konflik itu dilakukan melalui koordinasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Davao dan otoritas Filipina.
BACA JUGA: Maute Mampu Memberikan Perlawanan, Dari Mana Senjata Mereka?
Berdasarkan keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (1/6), sebelas WNI dievakuasi dari Marantao, sekitar 20 kilometer dari Kota Marawi yang menjadi ibu kota Provinsi Lanao del Sur. Sedangkan enam WNI dievakuasi dari Sultan Naga Dimaporo, Provinsi Lanao del Norte.
Seluruh 17 WNI itu dibawa ke Bandara Lagundingan, Mindanao Utara. Selanjutnya, mereka diterbangkan ke Davao City.
BACA JUGA: Terungkap, WNI Tewas dalam Pertempuran di Marawi Itu Ternyataâ¦
Ada dua tim dari KBRI Manila dan KJRI Davao yang melakukan evakuasi. Tim bergerak setelah Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mendapat jaminan keamanan Pemerintah Filipina untuk melakukan evakuasi.
Proses evakuasi dimulai sekitar pukul 07.00 waktu setempat dan berlangsung selama satu hari. Evakuasi sempat tertunda beberapa hari karena situasi keamanan yang dianggap belum kondusif.
BACA JUGA: 7 WNI Ikut Melawan Gempuran Tentara Filipina, Satu Diduga Tewas
Proses evakuasi berawal dari diterimanya informasi mengenai 16 WNI anggota Jamaah Tabligh dan satu WNI yang menetap di Marawi yang terjebak di tengah konflik. Setelah memverifikasi status 17 WNI tersebut serta lokasi keberadaan mereka, Kemlu RI memerintahkan KBRI Manila dan KJRI Davao untuk melakukan evakuasi.
Saat ini ke 17 WNI saat ini berada di KJRI Davao dan akan segera dipulangkan ke Indonesia. Menlu RI Retno Marsudi terus memantau proses evakuasi dari waktu ke waktu untuk memastikan proses berjalan dengan aman dan selamat.(cr1/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satu WNI Sudah Menikah dengan Warga Marawi, Siapa Dia?
Redaktur : Tim Redaksi