Serap Aspirasi, Sahroni Prihatin dengan Masalah TKA

Senin, 07 Mei 2018 – 02:21 WIB
Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni saat melakukan kunjungan ke Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Minggu (6/5). Foto: Istimewa

jpnn.com, CENGKARENG - Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengatakan pemerintah tengah menelusuri kemungkinan banyaknya tenaga kerja asing (TKA) ilegal atau imigran gelap, dengan proyek investasi kerja sama antara Indonesia dengan Tiongkok.

Sahroni mengaku kaget dengan diterimanya proses TKA dalam investasi kerja sama antara Indonesia bersama Tiongkok.

BACA JUGA: TKA di 3 Kabupaten Ini Terus Bertambah, Mayoritas Tiongkok

Namun demikian, dia menjelaskan, secara garis besar dalam rangkaian program investasi kerja sama dengan Tiongkok, ada hal terkait dengan TKA khususnya menyangkut keahlian khusus.

“Seperti halnya di daerah sini ada rumah sakit misalnya sebagai contoh. Nah tidak mungkin semua warga ahli bidangnya dalam rumah sakit tersebut,” kata Sahroni menjawab pertanyaan salah seorang warga saat kunjungan ke Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Minggu (6/5).

BACA JUGA: Racun Kalajengking, TKA, dan Isu PKI, Tergantung Gorengannya

Lebih lanjut, Sahroni memastikan bahwa aparat berwenang juga tengah menelusuri kabar yang beredar ihwal dugaan serbuan pekerja asing gelap khususnya di sejumlah daerah.

“Semoga ini tidak keluar jalur dari yang sudah ada (kerja sama investasi), tapi pemerintah tetap concern menelusuri," kata Sahroni.

BACA JUGA: Pengamat: Jangan Beropini Hanya Berdasarkan Spekulasi

Dia mengungkapkan TKA terbanyak ditemukan di Sulawesi Tenggara, tepatnya di Morowali. Dari daerah itu, kata dia, banyak ditemukan imigran gelap dari pekerja asing yang terdaftar.

“Jadi mengatasnamakan pekerja tapi bukan, visanya turis. Ini sedang proses evaluasi visa. Semoga pada masa sidang mendatang Komisi III akan melanjutkan apa yang menjadi kebijakan dengan visa turis," katanya.

Selain persoalan tenaga kerja, Sahroni mengingatkan warga mengenai pentingnya ketertiban. Dia tidak ingin kejadian pembagian sembako di Monas, yang diduga menyebabkan kematian dua anak kecil terulang lagi.

Karena itu, Sahroni menyarankan masyarakat mengikuti pembagian sembako yang berada di wilayahnya saja. Dengan demikian, akan berlangsung lebih tertib dan tak membahayakan jiwa.

“Pembagian sembako paling banyak isinya sejumlah 100 ribu harganya. Duitnya tidak ada karena menggunakan kupon. Kalau cuma mengejar 100 ribu (sembako) tapi susahnya luar biasa dan bahkan menghilangkan nyawa orang itu bahaya. Mendingan di wilayah masing-masing,” kata Sahroni.

Selain itu, dia meminta masyarakat lebih arif dalam menyikapi ajakan khususnya yang mengatasnamakan agama dalam kampanye untuk mendapatkan kekuasaan.

Politikus Partai Nasdem itu mengingatkan masyarakat untuk memilih pemimpin yang bisa menyejahterahkan masyarakat.

“Saya mengimbau ke sini karena bapak ibu sudah melihat di televisi, ribut satu dengan slogan ganti presiden dan satunya pertahankan presiden. Padahal presidennya juga belum tentu nyalon,” sindir Sahroni.

Dia juga mengecam pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang berupaya memperdayai masyarakat dengan menggunakan isu SARA untuk kepentingan tertentu.

“Jangan memporakporandakan masyarakat, mengadu orang-orang supaya milih si A atau si B, suruh berhentikan presiden, (padahal) presidennya belum selesai. Bagaimanapun presiden kita satu saat ini," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Sahroni turut membagikan sembako kepada 1.000 warga yang hadir. Sebelumnya, masih pada hari yang sama, Sahroni melakukan kunjungan kerja dan pembagian 1000 sembako di Kelurahan Krukut.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantu Buruh, Yusril Bakal Gugat Pepres Tenaga Kerja Asing


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler