BACA JUGA: Tokoh Kampanye AIDS, Warga Dikunjungi
Bersamaan dengan itu, seorang serdadu Korea Utara (Korut) menyerukan perdamaian dari Zona Demiliterisasi (DMZ).Berakhir sudah latihan perang gabungan terbesar militer Korsel dan AS yang melibatkan armada tempur paling banyak itu
BACA JUGA: Ibu Merintih agar Anaknya Tak Ditahan
Dua negara sekutu tersebut merasa sudah cukup menggertak Korut pasca tembakan artileri militer negeri komunis itu ke Pulau Yeonpyeong Selasa pekan lalu (23/11)"Latihan ini sudah mencapai tujuannya
BACA JUGA: Hanyut di Laut Gara-gara Vodka
Yakni, menunjukkan komitmen Korsel dan AS untuk terus saling mendukung dan tidak segan merespons provokasi Korut dengan aksi militer," tutur Kolonel Kim Young-cheol, pejabat senior staf gabungan militer Korsel, sebagaimana dikutip Agence France-Presse kemarin (1/12)Bulan ini, lanjut dia, militer dua negara bakal kembali mengadakan latihan militer gabunganNamun, dia tidak menyebutkan kapan latihan tersebut diselenggarakan.Kim menambahkan, latihan perang gabungan yang berlangsung sejak Minggu lalu (28/11) itu tidak melibatkan amunisi asli"Sebenarnya, tujuan utama latihan perang bersama ini adalah menguji icoba sistem komunikasi kami," ujarnyaKendati demikian, simulasi tersebut sukses menciutkan nyali KorutSejak Selasa lalu (30/11), Pyongyang melunakMereka tidak membalas ancaman Presiden Korsel Lee Myung-bak dengan ancaman tandinganKorut justru berdialog dengan Tiongkok.
Mempertegas sikapnya terhadap Korut, militer Korsel bakal mengadakan latihan tembak rutin selama sepekanKonon latihan tembak yang akan dimulai pekan depan itu berlangsung serentak di 29 titikLatihan tersebut akan diikuti latihan tembak dari atas kapal pada pekan berikutnya"Untuk sementara, kami tidak melibatkan Pulau Yeonpyeong dan pulau-pulau terluar lainnya sebagai lokasi latihan," terang salah seorang pejabat Korsel.
Sejak Lee mengubah kebijakan Korsel terhadap Korut yang selama ini dianggap lembek, militer negeri republik itu menjadi lebih agresifKantor Berita Yonhap melaporkan, militer Korsel telah menempatkan beberapa rudal jarak pendek yang mampu menembak pesawat di YeonpyeongSebelumnya, para pejabat militer memang mengatakan bakal meningkatkan persenjataan dan pasukan mereka di perbatasanItu merupakan cara Korsel untuk membela diri dari ancaman Korut.
Jika Korsel terus meningkatkan kewaspadaan, Korut justru sebaliknyaKemarin, dari Desa Panmunjon di kawasan DMZ, seorang serdadu Korut menyerukan perdamaianDia berharap, ketegangan dua negara bertetangga itu segera surut dan damai kembali bertakhta"Saya mendengar kerusakan yang terjadi di KorselSaya juga tahu adanya korban jiwaNamun, saya harap, Korea Utara dan Korea Selatan tidak kembali berperang," ucap Letnan Choe Song-il kepada stasiun televisi APTN.
Bersamaan dengan itu, Tiongkok juga meniupkan angin perdamaianLewat Kantor Berita Xinhua, Menteri Luar Negeri Yang Jiechi mengimbau semua pihak yang terlibat dalam krisis di Semenanjung Korea bisa menahan diri"Semua pihak harus mampu kembali menciptakan perdamaian di kawasan tersebut lewat dialog dan negosiasi," ucapnyaDia berharap, ketegangan berangsur hilang lewat perundingan dan dua Korea berhenti saling memprovokasi.
Beijing yang menolak berkomentar soal tembakan artileri Korut ke Yeonpyeong juga mengimbau negara-negara yang terlibat dalam perundingan enam negara kembali duduk satu mejaSebagai sekutu Pyongyang, Beijing siap menjadi tuan rumahMereka mengusulkan, pertemuan darurat itu bisa diselenggarakan pada 10 hari pertama Desember"Tiongkok tidak memihak salah satu negara," terang YangSayang, Korsel, AS, dan Jepang menanggapi dingin ajakan tersebut.
Korsel dan AS hanya bersedia duduk satu meja dengan Korut jika Pyongyang bersedia mengakui kesalahannyaKorsel meminta penjelasan kepada Pyongyang soal tembakan artileri yang membumihanguskan sebagian Yeonpyeong pekan lalu dan insiden Kapal CheonanSeoul juga menuntut pemerintahan Kim Jong-il meminta maaf atas aksi provokatif mereka selama iniSelain itu, Seoul mendesak Pyongyang untuk melucuti nuklirnya yang konon tetap berjalan meski disanksi Dewan Keamanan (DK) PBB.
Setelah meninggalkan perundingan enam negara pada April 2009 lalu, Pyongyang mendeklarasikan niat mereka untuk melanjutkan program nuklirnyaBelakangan, pemerintahan Kim juga mengumumkan bahwa aktivitas nuklir pada salah satu reaktornya tetap berjalanBahkan, Korut mengaku telah mengayakan uranium yang bisa diproses lebih lanjut untuk menjadi bahan bakar atau bom atom dan senjata nuklir lainnya(hep/c8/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Terpilih Lagi Pimpin CAPDI
Redaktur : Tim Redaksi