jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Ode Ida mengkritisi cepatnya Nahdlatul Ulama (NU) mendukung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres). Ida menuding Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar telah menyeret NU agar mendukung capres yang diusung PDIP itu.
Ida mengatakan, yang harus diingat bahwa Muhaimin secara politik dibesarkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Secara politik, SBY terbilang ikut membesarkan Muhaimin. Mestinya Muhaimin bisa sedikit menahan keinginan NU untuk buru-buru menyatakan dukungan terhadap capres PDI Perjuangan, Joko Widodo," kata Ida dalam dialog bertema "Menyongsong Pemilu 9 Juli, Refleksi Pemilu 9 April 2014 “di gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu (7/5).
BACA JUGA: Bekas Sekjen KY Dicecar Seputar Pemberian Mandat
Menurut Ida, Presiden Soeharto pada masa kekuasaannya justru lebih beretika soal dukungan dari NU. Ida yang banyak meneliti tentang politik di NU itu mengatakan, Soeharto saat berkuasa sempat mendekati organisasi yang didirikan KH Hasyim Asy’ari itu.
Padahal, NU melalui muktamar tahun 1984 di Situbondo sudah memutuskan untuk tidak berpolitik. Akhirnya, Soeharto meminta maaf ke KH Idham Chalid yang kala itu merupakan Ketua Umum PBNU.
BACA JUGA: Nasib Legitimasi Hasil Pemilu di Tangan SBY
"Soeharto meminta maaf karena NU saat itu menyatakan diri kembali ke khittah dan tidak berpolitik praktis. Sekarang, tidak ada lagi etika, yang penting sikat dulu. Termasuk di saat harus melawan paman sendiri (Gus Dur, red). Lawan terus. Artinya pak Harto lebih beretika dalam berpolitik," pungkas Ida.(fas/jpnn)
BACA JUGA: PP Muhammadiyah Nilai Pileg 2014 Sangat Korup
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Pegang Bukti Kecurangan di 17 Daerah
Redaktur : Tim Redaksi