jpnn.com - MATARAM - Setelah prosesi ini, seribuan perempuan yang sudah kumpul di lapangan berjalan beriring mengantar dulang ke rumah sanak keluarga.
Mereka jalan tertib, berbaris memanjang dan berpisah di tempat tujuan penyerahan dulang itu. Sebagian perempuan membawa dulang itu ke masjid.
BACA JUGA: Setelah Seribu Warga Berkumpul dengan Dulang
Makanan yang tersimpan di dulang itu untuk berbuka para pengurus masjid, maupun warga yang kebetulan singgah berbuka di masjid.
“Tradisi masyarakat Sasak membawa makanan ke masjid saat Ramadan. Siapa pun yang kebetulan berbuka di masjid, dialah yang bisa menikmati hidangan itu,’’ kata Tahir seperti dilansir Lombok Post (JPNN Group).
BACA JUGA: Drainase Tersumbat, Pemerintah Salahkan Masyarakat
Sebagian besar membawa dulang itu ke rumah sanak famili mereka. Ada yang menyerahkan ke tetangga, Ada juga yang membawa ke rumah orang tua mereka.
Sebagian membawa ke rumah warga yang kurang mampu. Makanan yang dibawa dalam tradisi ngejot itu memang dihajatkan untuk dibagikan.
BACA JUGA: Oalah! Aktivitas Tambang Batu Ini Sudah Hancurkan Lingkungan
“Tradisi berbagi ini sudah berjalan lama, ini tradisi nenek moyang kami,’’ katanya.(JPG/fat/r5/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nelayan Natuna Harus Siap dengan Rencana Presiden Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi