jpnn.com - Bisa jadi karena tidak sempat atau malas, banyak orang yang sering lupa sarapan atau tidak pernah sama sekali. Padahal, sarapan adalah waktu makan yang paling penting untuk menjadikan tubuh bertenaga dalam menjalani aktivitas. Ternyata, melewatkan sarapan bisa berdampak buruk pada tubuh, salah satunya adalah meningkatkan risiko penyakit tertentu. Apa saja?
Penelitian yang dilakukan oleh Univesitas Iowa, Amerika Serikat (AS), mengevaluasi populasi secara representatif di AS guna mengamati apakah tidak sarapan berkaitan dengan peningkatan angka kematian akibat penyakit jantung maupun penyebab lainnya.
BACA JUGA: 4 Kiat Aman Menikmati Makanan Manis Usai Lebaran
Tidak sarapan bisa tingkatkan risiko terjadinya serangan jantung
Penelitian itu sendiri menggunakan desain kohort (sekelompok orang dengan karakteristik yang sama, hidup pada periode waktu tertentu dan memiliki sejarah yang sama) untuk mengevaluasi data dari wawancara yang dilakukan oleh National Health and Nutrition Examination Survey tahun 1988-1994. Jumlah sampelnya adalah sebanyak 39.695 orang dewasa.
BACA JUGA: 6 Menu Sarapan yang Aman untuk Penderita Diabetes
Para peserta ditanyakan seberapa sering mereka mengonsumsi sarapan, dengan respons yang dapat berupa “setiap hari”, “terkadang”, “jarang”, “tidak pernah”, atau “hanya saat akhir pekan”.
Para peserta kemudian kembali ditinjau pada 2011 untuk mengidentifikasi pendataan dari kematian, yang juga menyertakan alasan kematian.
BACA JUGA: Makan Buru-buru Saat Sahur Mepet Imsak, Ketahui Bahayanya bagi Perut
Setelahnya, peneliti menganalisis kaitan antara konsumsi sarapan dan terjadinya kematian secara keseluruhan, serta kematian akibat penyebab kardiovaskular tertentu.
Selain itu, berbagai faktor yang mungkin dapat memengaruhi kaitan tersebut, seperti usia, jenis kelamin, ras, status pernikahan, status sosioekonomi, riwayat merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan adanya kondisi kesehatan lainnya juga dipertimbangkan.
Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan bahwa tidak mengonsumsi sarapan dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung hingga 87 persen! Di sisi lain, penelitian tersebut juga menemukan bahwa tidak terdapat kaitan antara tidak mengonsumsi sarapan dan risiko terjadinya kematian secara umum.
Ada hubungan antara tidak sarapan dan risiko penyakit kardiovaskular?
Penelitian yang dipublikasikan dalam “Journal of the American College of Cardiology” tersebut belum benar-benar bisa membuktikan hubungan langsung antara tidak mengonsumsi sarapan dan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Hal ini dikarenakan, faktor gaya hidup lainnya (seperti pola makan yang kurang sehat dan aktivitas fisik yang terbatas, yang juga berhubungan dengan tidak mengonsumsi sarapan) dapat membuat hubungan tersebut menjadi rancu.
Analisis lain dari penelitian tersebut juga menemukan bahwa dari 6.550 responden yang menjawab, 59 persen mengonsumsi sarapan setiap hari, 25 persen terkadang sarapan, 11 persen jarang sarapan, dan 5 persen tidak pernah sarapan. Individu yang tidak pernah sarapan sering kali juga memiliki riwayat merokok, konsumsi alkohol dalam jumlah besar, tidak aktif secara fisik, berstatus ekonomi lebih rendah, dan cenderung menerapkan pola makan dengan komponen nutrisi yang tidak seimbang.
Terlepas dari hasil yang didapat, penelitian tersebut belum dapat membuktikan bahwa tidak mengonsumsi sarapan pagi merupakan penyebab langsung dari kematian akibat penyakit kardiovaskular. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa ada banyak perbedaan terkait kesehatan dan gaya hidup antara individu yang selalu sarapan dan yang tidak sarapan.
Walaupun telah dilakukan penyesuaian menurut berbagai faktor perancu yang dapat terjadi, tetap ada kemungkinan bahwa pola makan dan aktivitas dapat memengaruhi hubungan antara konsumsi sarapan dan terjadinya kematian.
Meski penelitian tersebut masih punya kekurangan, tetapi jangan sampai Anda sering lupa sarapan! Sarapan penting untuk memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan dalam beraktivitas. Dengan memenuhi piring sarapan dengan makanan yang bergizi lengkap, Anda akan punya tenaga yang cukup untuk menjalani hari dengan optimal.(RN/ RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Survei: Susu dan Telur Menu Sehat Pilihan Masyarakat Indonesia
Redaktur & Reporter : Yessy