jpnn.com - Penelitian baru mengenai suplemen melatonin telah menemukan bahwa kandungan hormon tersebut tidak selalu sesuai dengan apa yang tercantum pada label. Bahkan, terkadang ada suplemen yang juga mengandung serotonin.
Melatonin adalah hormon alami yang membantu mengatur siklus harian tidur dan terjaga Anda. Produksi hormon ini meningkat pada malam hari dan menurun di pagi hari. Saat ini, melatonin banyak tersedia dalam bentuk suplemen makanan dan penggunaannya terus meningkat.
BACA JUGA: Waspada! Ini Bahayanya Menghirup Cairan Pemutih
Data dari National Center for Health Statistics of the National Institutes of Health menunjukkan bahwa penggunaan suplemen melatonin oleh orang dewasa di Amerika Serikat, meningkat lebih dari dua kali lipat. Dari 0,6 persen pada 2007 menjadi 1,3 persen pada 2012.
Gosling Research Institute for Plant Preservation at the University of Guelph, Ontario, Canada, meneliti 31 suplemen melatonin dengan 16 merek berbeda yang tersedia di toko lokal dan apotek. Suplemen yang diteliti termasuk berbagai formulasi, cairan, kapsul dan tablet kunyah.
BACA JUGA: 6 Penyakit Autoimun Ini Bikin Berat Badan Anda Kacau
Hasilnya, konten melatonin pada 71 persen lebih objek penelitian berada di luar margin 10 persen dari apa yang tertera di label .
Analisis lebih lanjut juga menemukan bahwa 26 persen suplemen mengandung serotonin, tapi tak tercantum di label. Peneliti pun memperingatkan bahwa kehadiran serotonin yang signifikan bisa menyebabkan efek samping serius.
BACA JUGA: Otot Paha Lemah Perbesar Potensi Encok Lutut pada Wanit
"Temuan kami menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk secara jelas menetapkan stabilitas dan kondisi penyimpanan yang tepat untuk menjamin keamanan, khasiat dan mutu produk melatonin," kata peneliti Praveen K Saxena, seperti dilansir laman MSN, Rabu (29/3).
Peneliti juga menyarankan kepada mereka yang mengalami masalah tidur agar berbicara dengan dokter, sebelum mengambil melatonin sebagai suplemen makanan.
Pasalnya, suplemen makanan tidak tunduk pada pengawasan sama seperti obat yang diawasi oleh Food and Drug Administration AS.
Hasil penelitian ini bisa ditemukan secara online dalam Journal of Clinical Sleep Medicine.(fny/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahas Tembakau, Jokowi Ingatkan Dua Hal Penting
Redaktur : Adil
Reporter : Adil, Fany