jpnn.com - Tiga mahasiswa Teknik Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (Filkom UB) sukses membuat alat otomatis pemberi makan hewan peliharaan. Karya mereka ini tentu memudahkan bagi para pecinta hewan yang sibuk.
BACA JUGA: Bagi Habibi, Keris seperti Bidadari Cantik
Lizya Oktavia Kristanti
Haedy Pamungkas (19), Novia Ulfa (20) dan Rafi Fajar Hidayat (19), tak ubahnya seperti mahasiswa biasa. Namun siapa sangka, mereka telah berjasa mengharumkan nama Universitas Brawijaya (UB).
BACA JUGA: Kisah Sopir Pemadam Kebakaran, Pernah Tergelincir Sampai Tabrak Pengguna Jalan
Dengan menjadi runner-up kompetisi tingkat nasional di kategori embedded system (internet of things). Tepatnya pada kompetisi E-Time 2016 yang diselenggarakan Politeknik Negeri Jakarta.
Tak sampai di situ, mereka juga juara menyabet Amicta 2016 di STMIK Amikom Jogjakarta. Lalu apa kehebatan mereka?
BACA JUGA: Produsen Es Krim Keliling Bisa Bertemu Obama...Meneteskan Air Mata
Ketiganya menang berkat alat yang mereka namakan Pet Feeder (Peder) ini. Sebuah smart device untuk memberi makan hewan peliharaan secara otomatis.
Bisa melalui setting-an waktu maupun digerakkan oleh aplikasi Peder yang bisa diunduh di Play Store.
Peder terdiri dari hardware berupa tempat makan hewan, memiliki tinggi dan lebar setengah meter. Di mana di dalamnya bisa diisi makanan hewan yang telah terprogram secara otomatis mengeluarkan makanan di saat yang dibutuhkan.
Menurut ketua tim Rafi Fajar Hidayat, saat hewan peliharaan mendekat dengan jarak 10 sentimeter, lalu bersuara sebanyak tiga kali, maka alat tersebut otomatis mengeluarkan makanan.
Itu menandakan hewan tersebut lapar. Sebab, Peder bekerja dengan sensor jarak dan suara. Sayangnya, Peder baru bisa digunakan oleh hewan bersuara, seperti kucing dan anjing.
Selain itu, Peder juga bisa mengetahui kondisi kesehatan hewan peliharaan. Lewat kalung khusus dengan sensor suhu tubuh di dalamnya.
"Dari jauh bisa cek kesehatan hewan. Tinggal lihat aplikasi di handphone,” terang Rafi kepada Jawa Pos Radar Malang.
Rafi memaparkan, ide membuat Peder ini berawal dari hobinya yang suka memelihara kucing. Namun, dia sering meninggalkan si kucing demi berbagai kegiatan.
"Saya punya kucing di indekos. Saya terinspirasi dari kucing itu karena sering saya tinggal. Kalau saya titipkan ke petshop, biayanya cukup mahal,” ujar alumni SMAN 3 Kabupaten Tangerang ini.
Dalam proses pembuatan, Rafi mengajak Haedy dan Novia. Setiap orang mempunyai peranan masing-masing. Haedy di bagian aplikasi dan jaringan, Novia di programming hardware, sedangkan Rafi di mekanik hardware. Proses pembuatan Peder memerlukan waktu hingga dua bulan.
Rafi mengatakan, kesulitannya di pemasangan kalung pada hewan. Hingga kini, mereka masih terus berinovasi bagaimana cara membuat hewan nyaman dengan kalung tersebut.
"Belum nemu solusi yang pas agar kucing tidak terganggu. Sementara masih kami rancang mengubah bentuk kalungnya,” papar lelaki yang hobi bermain game itu.
Menurut Rafi, ide ini baru pertama ada di Indonesia. Walaupun di luar negeri sudah ada, tapi tidak bisa dibandingkan dengan Peder buatannya.
"Kalau alat dari luar negeri tidak bisa mendeteksi kesehatan dan nafsu makan hewan. Cuma bisa ngasih makan secara otomatis. Lewat setting-an waktu yang sudah ditentukan,” papar dia.
Ke depannya, Rafi beserta tim berencana menambahkan fitur pengiriman makanan hewan.
"Jadi, pemilik yang sibuk tidak perlu bingung lagi kalau kehabisan stok makanan,” jelas lelaki asal Bogor tersebut.
Selain itu, Rafi berencana memproduksi Peder secara masal. Walaupun masih memerlukan beberapa penyempurnaan lagi.
"Target sebelum lulus sudah beres semua,” ujar mahasiswa semester empat itu.(*/c2/chi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkat Cacing, Sukarda Bisa Sekolahkan Anak Hingga Jadi Anggota TNI AL
Redaktur : Tim Redaksi