Kampanye agresif di media sosial yang mendesak pemboikotan produk halal telah memaksa sebuah perusahaan di Australia Selatan membatalkan sertifikat halal produknya dan menghentikan perjanjian dagang senilai $50,000 selama setahun.Akun media sosial milik perusahaan bernama Fleurieu Milk and Yoghurt pekan lalu menjadi sorotan, setelah banyak yang mengecam kalau uang yang dibayarkan perusahaan tersebut untuk mendapatkan lisensi produk halal telah digunakan untuk mendanai kegiatan terorisme.
Manager Penjualan dan Pemasaran, Nick Hutchinson mengatakan perusahaannya memutuskan untuk menghindari publikasi negatif ini dengan membatalkan sertifikat halal produk yogurtnya dan mengakhiri perjanjian kerjasama memasok yogurt ke Maskapai Penerbangan Emirates akhir pekan lalu.
"Publikasi yang kami dapatkan cukup negatif dan kami tidak menyangka sama sekali oleh karena itu kami memutuskan untuk menarik tudingan itu dengan berhenti memasok yogurt untuk Emirates,” kata Hutchison.
"90 persen persen dari tudingan itu disampaikan melalui media sosial, tapi saya sendiri juga menerima cukup banyak telepon dari pihak-pihak yang merasa tidak puas, saya kira karena dipicu keputusan kami tersebut dank arena itu kami juga telah menerima banyak email senada,”
Meski banyak dari keluhan itu berasal dari negara bagian lain dan luar negeri, Hutchinson mengatakan perusahaannya mengkhawatirkan dampak negatif yang akan terjadi pada konsumen lokal mereka.
"Ketika konsumen kecil kami di Australia Selatan membaca pemberitaan ini dan mulai mempertanyakan produk kami pikir hal itu juga akan mengubah hal yang positif menjadi negatif,” katanya. Perusahaan itu didirikan 8 tahun lalu dan sekitar 2 tahun yang lalu mendapatkan kesempatan memasok yogurt untuk maskapai Emirates. Namun pesanan itu mewajibkan perusahaan itu harus membayar denda sebesar $1,000 untuk mendapatkan sertifikat produk halal.
"Kami mengira ini merupakan hal yang baik bagi perusahaan, dan ini merupakan publikasi yang baik dan karenanya kami menyetujui kontrak tersebut,” kata Hutchinson. "Sesungguhnya memang sertifikasi halal itu membawa sejumlah hal positif bagi perusahaan selama ini, tapi sayangnya beberapa hari terakhir ada banyak publikasi negatif terkait sertifikat halal tersebut dan kemana dan digunakan untuk apa uang yang kami bayarkan untuk mendapatkan sertifikasi tersebut,’
Pemberhentian kerjasama dengan Emirates berdampak pada keuangan perusahaan
Pembatalan kerjasama dengan Emirates ini diyakini akan berdampak pada keuangan perusahaannya dan menurut Hutchinson mengatakan terpaksa akan mengurangi jam kerja sejumlah karyawan.
Namun demikian dirinya berharap perusahaannya masih bisa menyelamatkan perjanjian kerjasamanya dengan Emirates, mengingat produknya terbukti tidak mengandung gelatine.
"Susu sebagai produk peternakan sapi tidak diwajibkan memiliki sertifikat halal oleh UU yang berlaku, dan begitu juga yogurt yang mereka sediakan kecuali mengandung gelatine.”
"Sekarang yogurt kami sudah terbukti tidak mengandung gelatine sehingga kami bisa berargumentasi meski tidak memiliki sertifikat halal, tapi yogurt kami aman dikonsumsi. Kami paham, seluruh produk yang disediakan di penerbangan mereka harus memiliki seritifikat halal, sehingga jika ada penumpang yang bertanya mereka bisa langsung mengklaim produk itu halal,”
"Langkah yang akan kami lakukan adalah pertama memeriksakan produk kami, mendapatkn sertifikasi untuk membuktikan produk kami tidak mengandung gelatine dan berusaha untuk berusaha untuk dapat tetap memasok produk kami kepada emirat,”
Saat ini perusahaannya memutuskan untuk membatalkan sertifikat halalnya. Hutchinson mengaku banyak kalangan mengaku kecewa karena perusahaannya menyerah pada bullying di media sosial. "Kami paham orang akan memiliki pendapatnya masing-masing, sampai kita mengalami sendiri duduk permasalahan yang dihadapi."
Bentuk islamofobia Masyarakat Muslim Australia Selatan yang menyediakan sertifikat halal mengatakan serangan terhadap produk halal merupakan bentuk dari islamofobia.
"Kami bersedia membantu perusahaan memberikan penjelasan kepada masyarakat yang mengirimkan pesan negative ini dan lami akan menjelaskan prosesnya,” kata Dr Alkhazrajy dari komunitas tersebut.
Dr Alkhazrajy sendiri menilai ia tidak merasa ada pihak-pihak yang melakukan serangan dan belum pernah ada perusahaan yang membatalkan sertifikat halalnya hanya karena kampanye anti halal. "Sebaliknya, saat ini banyak sekali perusahaan Australia yang berusaha mendapatkan sertifikat halal untuk produknya, karena banyak produk buatan Australia yang diekspor ke Asia Tenggara terutama Indonesia dan Malaysia,” kata lkhazrajy lagi.
BACA JUGA: Warga Australia Jarang Bercinta
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Yakin Capai Kesepakatan Perdagangan Bebas dengan China