JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, pemerintah pusat dan daerah harus serius melakukan penghematanSBY akan membentuk tim untuk mengevaluasi dan meneliti belanja pemerintah pusat dan daerah
BACA JUGA: SBY Tolak Isu Populis Ical
Tim itu akan meneliti belanja rutin yang tidak diperlukan"Harus kita hentikan atau berarti itu penghematan
BACA JUGA: Demi Kursi KPK, Bibit-Chandra Dekati Panda
Setelah itu, akan saya keluarkan inpres dan perpres, instruksi presiden dan peraturan presiden, bagaimana penghematan secara konkret di seluruh jajaran pemerintahan mulai tahun 2011 ke depan," kata SBY saat membuka rapat kabinet terbatas bidang politik, hukum, dan keamanan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (7/10).SBY juga meminta jajaran pemerintahan di seluruh Indonesia untuk tidak menggunakan anggaran yang tidak perlu sebagaimana biasa dilakukan menjelang akhir tahun
BACA JUGA: TNI AL Butuh 151 Kapal Baru
Itu juga sumber penyimpangan atau pemborosan," tuturnya."Jangan lantas dicari-cari, dibikin-bikin, dihabiskanKalau tidak dipakai, gunakan sampai akhir tahun, (kalau) ada sisa, kembalikan kepada negara," tambahnya
Presiden mencontohkan, istana telah mengembalikan anggaran pada 2005 sebesar Rp 36 miliarLalu, pada 2006 Rp 61 miliar, 2007 Rp 81 miliar, 2008 Rp 61 miliar, dan pada 2009 Rp 60 miliar
Pada kesempatan itu, SBY juga membantah informasi mengenai anggaran negara untuk pembelian pakaian dan furnitur rumah pribadi presidenDia menyatakan informasi tersebut tidak akurat dan tidak benar"Satu rupiah pun tidak ada biaya untuk pakaian sayaSejak saya menjadi presiden tahun 2004, tidak ada biaya satu lembar pakaian pun yang menggunakan uang negaraJelas, faktanya ada," tegas SBY.
Sebelumnya, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengungkapkan bahwa anggaran pakaian presiden mencapai Rp 893 jutaFitra menyebutkan bahwa sumber data berasal dari daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) tahun 2010
Sekretariat Negara menyatakan bahwa anggaran yang dimaksud Fitra adalah untuk pakaian pejabat teras, pejabat eselon, dan seluruh pegawai di lingkungan istana, dari dokter hingga tukang kebun
Fitra juga menyebutkan adanya anggaran mebel untuk rumah pribadi presiden sebesar Rp 42 miliarSBY mengaku tercengang atas informasi ituSetelah dia mengecek, ternyata ada pemeliharaan dan penggantian perabotan di lingkungan istana
"Bukan untuk rumah saya, tapi untuk kantor-kantor di lingkungan ini yang jumlahnya 149 juta, bukan 42 miliar," kata SBY.
SBY menduga ada kesalahan tafsir dalam memahami anggaran rumah tangga presiden"Jangan-jangan dikira kalau biaya rumah tangga presiden, ya rumah presiden di CikeasRumgapres (rumah tangga presiden) dulu namanya SespresKetika Pak Yusril jadi Mensesneg, (Sespres) diubah jadi Rumgapres," jelas SBY.
Namun, meski menginstruksikan agar dilakukan penghematan di berbagai lini pemerintahan, anggaran kepresidenan 2011 yang diajukan ternyata justru naik jika dibandingkan dengan anggaran tahun iniBerdasar dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Rumah Tangga Kepresidenan (RTK) 2011 yang diperoleh Jawa Pos, pagu sementara tahun depan menjadi Rp 457,4 miliarAtau, naik Rp 16,2 miliar jika dibandingkan dengan pagu anggaran 2010 sebesar Rp 441,2 miliar.
RKA RTK 2011 yang diajukan ke parlemen sejak 22 September 2010 lalu itu, hingga kini masih dalam pembahasan antara DPR dan pemerintahBesarnya pagu anggaran yang diajukan itu sesuai dengan Surat Sesmensesneg NoM-342/Sesmen/07/2010 tertanggal 7 Juli 2010. "Kami pasti akan cermati dan kritisi detail anggaran yang diajukan itu," ujar anggota Komisi II AMalik Haramain
Rencananya, Senin nanti (11/10), Komisi II mengundang jajaran Sekretariat Negara untuk membicarakan itu. Dia menyatakan, secara prinsip, pemerintah dan DPR wajib menghemat anggaran"Apalagi presiden juga sudah berkali-kali menyerukan penghematan kan?" imbuh politikus PKB tersebut(sof/dyn/c3/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penahanan Gubernur Sumut Tinggal Tunggu Waktu
Redaktur : Tim Redaksi