SOUTH LAKE TAHOE – Pengalaman baru dan seru jadi menu wajib yang bisa dinikmati para student athlete selama di Amerika Serikat (AS). Misalnya yang dirasakan anak-anak Honda Developmental Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2014 Jumat pagi lalu waktu setempat (21/11) atau Sabtu (22/11) WIB.
------------
Laporan Roky Maghbal-Dite Surendra dari South Lake Tahoe, California
-----------
Setelah mendapat kesempatan langka tampil di pregame dan halftime show laga Sacramento Kings versus Chicago Bulls, pasukan Honda DBL All-Star 2014 mendapat pengalaman seru lain. Yakni, merasakan serunya belajar di South Tahoe High School (STHS).
Sekolah di kawasan pegunungan itu oleh majalah Newsweek dinobatkan sebagai salah satu SMA terbaik di AS. Di sekolah tersebut, mereka benar-benar merasakan serunya ikut pelajaran di sekolah AS. Seperti yang selama ini mereka bayangkan dan hanya bisa dilihat di film-film.
BACA JUGA: Peraih Adhi Makayasa Letda Laut (P) Egistya Pranda Berbagi Kisah
Berangkat pagi-pagi (naik bus pukul 07.00 waktu setempat), rombongan DBL All-Star menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam menuju South Lake Tahoe. Kota tujuan itu adalah kota kecil di dekat Lake (Danau) Tahoe, salah satu lokasi terindah di AS. Sebuah danau superluas dan superdalam yang terletak di atas pegunungan, di perbatasan antara Negara Bagian California dan Nevada.
Begitu tiba di STHS, rombongan digiring ke Student Union, tempat makan. Di sana, rombongan pemain basket putra dan putri STHS ikut bergabung. Unik, mereka berdandan sangat rapi. Yang putra, misalnya, memakai kemeja dan dasi.
BACA JUGA: Mengenal Abdul Manan, Presiden Pertama Suku Bajo Indonesia
Kata mereka, itu memang aturan bagi seluruh anggota tim basket pada hari ketika mereka bertanding. Walau hari itu tak bertanding, mereka tetap mengenakan busana rapi untuk menghormati rombongan Honda DBL All-Star.
Tidak lama kemudian, Joby Cefalu selaku pelatih tim basket memasangkan seorang pemain DBL All-Star dengan seorang pemain STHS. Mereka wajib mengikuti ke mana pun pasangannya pergi. Ikut ke kelas mana pun yang diikuti sang pasangan. Tentu saja hal itu memberikan pengalaman yang sangat beragam.
BACA JUGA: Berontak dari Tradisi, Sekolah hingga Luar Negeri
”Tadi saya ikut kelas kimia dan sports medicine. Fasilitas sekolah di sini keren sekali. Suasananya juga nyaman banget. Anak-anaknya juga welcome. Mereka ramah, suka ngajak ngobrol. Tidak membiarkan kami kebingungan,” tutur Teemo, pemain tim putra dari SMA Sutomo 1 Medan.
Walau anak-anak DBL All-Star berstatus pelajar tamu, para guru tidak segan-segan memberikan tugas. ”Saya masuk kelas Spanish dan harus ikut mengeja percakapan dalam bahasa Spanyol bersama siswa lain. Kebetulan, saya dapat peran sebagai koki. Ngerti kalau saya sama sekali tidak bisa bahasa Spanyol, jadi kalau bicara ke saya, ngomongnya diulang-ulang,” cerita Gabriel Jorge Josua Senduk, siswa SMA Lokon St Nikolaus Tomohon.
Sementara para pemain ikut kelas, para pelatih dan beberapa partner yang ikut dalam rombongan diberi tur sekolah oleh Joby Cefalu. Mereka ditunjukkan fasilitas-fasilitas mewah dan hebat yang membuat STHS terpilih sebagai salah satu sekolah terbaik di Amerika.
Misalnya, di belakang gym, ada ruang besar untuk kelas sports medicine (pengobatan dan perawatan olahraga). Termasuk di dalamnya kolam renang arus tinggi untuk terapi yang dilengkapi dengan ”ruang intip” untuk mengamati gerakan kaki selama berada dalam air.
Untuk kelas otomotif, STHS bahkan dilengkapi dengan bengkel mewah yang tidak kalah dengan diler-diler otomotif besar! Kelas art, digital photography, dan lain-lain juga dilengkapi dengan perlengkapan tercanggih.
Auditorium teaternya dilengkapi dengan bengkel khusus untuk pembuatan properti panggung. Ruang film (sebuah bioskop mini digital) juga dilengkapi dengan studio rekaman dan kebutuhan pembuatan film modern lain.
”Hebat banget, ada SMA yang punya fasilitas secanggih ini. Padahal, letaknya di gunung dan jauh dari ibu kota (Negara Bagian California),” kata Phemiralna Sewimara, siswa SMAN 2 Jayapura yang mengikuti kelas movie dan biologi.
Tahun lalu, selain menikmati serunya belajar di kelas, rombongan Honda DBL All-Star berkesempatan melakoni pertandingan persahabatan. Sayang, kesempatan bertanding itu tidak bisa dilakukan tahun ini karena terkendala regulasi dari CIF (California Interscholastic Federation), federasi yang mengatur kompetisi antarsekolah di Negara Bagian California.
”Terhitung mulai 18 November lalu, semua tim basket sekolah yang ikut tampil pada kompetisi basket level SMA di Negara Bagian California sudah tidak boleh lagi menggelar laga uji coba. Karena itu, dengan sangat menyesal, tahun ini kami tak bisa menggelar uji coba dengan DBL All-Star,” ujar Scott Freshour, manager entertainment Sacramento Kings, yang membantu merancang program DBL All-Star selama di California.
Padahal, lanjut Scott, pemain basket tim putra dan putri STHS sangat ingin melakukan revans. Sebab, tahun lalu mereka dipermalukan oleh tim Honda DBL All-Star 2013 di depan pendukung sendiri.
Setelah mengikuti pelajaran, mereka makan siang bareng di kafetaria sekolah. Duduk satu meja dan bercanda satu sama lain. Di pengujung kunjungan, mereka saling berbagi suvenir dan berfoto bersama. (*/c11/ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Robert Arjuna, Dokter yang Berdedikasi di Pendidikan dengan Mendirikan Sekolah
Redaktur : Tim Redaksi