Sesenggukan, Cerita Ditendang dan Dipukul Abu Sayyaf

Sabtu, 14 Mei 2016 – 08:04 WIB
Menteri Luar Negri Retno Marsudi (kedua kiri) menyerahkan salah satu ABK korban penyandraan Abu Sayyaf , Dede Irfan (kiri) di Jakarta Jumat (13/6/2016). Sebanyak empat (ABK) Kapal Henry tersebut akhirnya dibebaskan setelah disandera kelompok militan Abu Sayyaf sejak 15 Maret lalu. FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com - JAKARTA – Kekejaman kelompok Abu Sayyaf faksi Alden Bagade juga diceritakan Lorens, salah satu dari empat WNI yang sudah dibebaskan.

Selama masa penyanderaan, lanjutnya, jatah makan yang sangat sederhana itu hanya diberikan selama dua hari sekali. Keempat WNI itu bahkan harus memakan makanan tersebut dalam kondisi satu tangan terikat. 

BACA JUGA: Abu Sayyaf Kejam! 4 WNI Melawan, Lantas Diikat jadi Satu

Pelaut asal Sorong Papua Barat ini bercerita, selama hampir satu bulan disandera, kelompok Abu Sayyaf juga sering melakukan kekerasan fisik. Seperti dipukul dan ditendang. 

’’Hanya beberapa kali saja. (pemukulan) enggak terlalu lah,” ingatnya, sesenggukan, di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, kemarin. 

BACA JUGA: Komandan Tinggi Hizbullah Tewas, Israel dan AS Bungkam

Lorens menuturkan, kapal kelompok penyandera tidak pernah menetap di satu tempat. Selalu berpindah-pindah. Setiap hari, dia dijaga sekitar 20 orang bersenjata lengkap. 

Hanya saja, dia tak bisa menjelaskan secara rinci ke mana saja lokasi yang menjadi tempat persinggahan kelompok separatis tersebut. ”Kondisi di tempat sandera itu memang sangat luar biasa,” ujarnya. (bil/tyo/far/sof/sam/jpnn)

BACA JUGA: Dipenjara 22 Tahun, Ternyata Salah Tangkap, Ganti Rugi Cuma...

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wonderful Indonesia Beraksi di Thailand Golf Expo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler