Setahun, Jumlah PSK Dolly dan Jarak Membengkak

Sabtu, 17 Mei 2014 – 17:18 WIB

jpnn.com - SURABAYA – Mendekati tanggal penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, dinas sosial (dinsos) terus meng-update data. Tidak dinyana, jumlah PSK dan mucikari membengkak. Padahal, selama ini diprediksikan jumlah mereka terus menurun. Sebab, jumlah pelanggan mulai berkurang.

Berdasar hasil pendataan, jumlah sementara PSK mencapai 1.187 orang. Angka itu melebihi data PSK di tempat esek-esek tersebut pada 2012 yang hanya 1.022 jiwa. Kini data itu masih dicek ulang oleh petugas Dinsos Surabaya. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengecek ada tidaknya data ganda. Setelah itu, menurut rencana, data itu dibawa ke Kementerian Sosial (Kemensos).

BACA JUGA: DBD Renggut Nyawa Adik-Kakak

Kabidrehabsos Dinsos Surabaya Dedi Sosialisto menegaskan, meski data yang diperoleh mengungkapkan bahwa jumlah PSK membengkak dari 2012, pendataan terus dilanjutkan. Sebab, data jumlah PSK dalam dua tahun terakhir ini belum pernah diperbarui. “Kemungkinan banyak yang tambah,” ujarnya.

Menurut Dedi, bertambahnya jumlah PSK tersebut masih diteliti lebih jauh. Tidak tertutup kemungkinan itu adalah perempuan harapan baru. Namun, menurut penjelasan petugas kelurahan, penambahan tersebut berasal dari PSK yang sudah insaf.

BACA JUGA: Kegiatan DPRD Karo Macet, Gubernur Diminta Turun Tangan

“Katanya, penambahan itu diperoleh dari jumlah perempuan harapan yang sudah insaf. Kini mereka alih profesi seperti membuka toko kelontong,” paparnya.

Dedi menuturkan, jika memang mereka merupakan PSK yang sudah insaf, tetap dimasukkan dalam data yang akan menerima bantuan. Jadi, mereka tetap mendapat bantuan modal. Namun, bila mereka ternyata adalah PSK baru, pihaknya bakal memeriksa pemilik wisma. “Sebab, di dalam aturan, jelas tidak boleh ada penambahan jumlah PSK,” tegasnya.

BACA JUGA: Ssstt... Diam-Diam PSK Dolly Banyak yang Baru

Dia menambahkan, data tersebut Jumat (16/5) dibawa ke Kemensos. Di sana, data itu akan kembali diperiksa. Dedi menjelaskan, ketika pemeriksaan selesai, Kemensos segera membayar uang kompensasi Rp 7.050.000 kepada setiap PSK.

Ketua Pusat Krisis Berbasis Masyarakat (PKBM) Kecamatan Sawahan Mariani Zaenal menyatakan, sebenarnya banyak PSK baru di Dolly dan Jarak. Namun, selama ini banyak mucikari yang tidak melapor. “Jadi, mereka mengelabui petugas kelurahan dan RT,” kata dia.

Mariani mencontohkan, pada 2013, dirinya yang sehari-hari memberikan pelatihan kepada PSK tidak sengaja menemukan banyak PSK baru. Saat ditanya sejak kapan bekerja di Dolly, perempuan itu menyebut belum setahun bekerja.

Menurut dia, ada berbagai modus pemilik wisma untuk membuat “dagangannya” laku. Misalnya, me-rolling PSK dari satu wisma ke wisma lain. Fungsinya adalah penyegaran. Namun, jumlah PSK tidak bertambah.

Cara lain, perempuan baru tersebut tidak tinggal di wisma, tetapi di kos. Tepatnya di dekat kawasan Dolly dan Jarak. Ketika memasuki jam kerja, perempuan pemuas nafsu itu baru datang ke wisma. ’’Mereka hanya kerja di wisma. Tinggalnya di kos,’’ jelasnya.

Lantas, bagaimana jika ada razia? Mariani mengungkapkan, biasanya ketika ada operasi, karyawan wisma tersebut menyuruh PSK baru untuk keluar sementara dari wisma. Selain itu, petugas satpol PP tidak membawa data saat merazia. ’’Ketika ditanya petugas, mereka bilang bahwa tidak ada yang baru,’’ tandasnya. (aph/c14/end)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Praka Heri Divonis 3 Tahun Penjara dan Dipecat dari TNI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler