jpnn.com - JAKARTA -- SS (21), tersangka pembunuh mahasiswi Akademi Kebidanan Jayakarta Sehat, Ciracas, Jakarta Timur, Desi Sukiman (20), mengaku menyukai korban. Bahkan, SS mengaku sudah dua kali menyatakan cintanya kepada Desi, namun tak digubris oleh korban.
SS mengaku baru satu bulan kenal dekat dan suka berhubungan lewat Short Messages Service dengan mahasiswi asal Kota Singkawang, Kalimantan Barat, itu.
BACA JUGA: Pembunuhan Desi, Polisi Tepis Motif Asmara
"Saya sudah pernah nembak, tapi dia (korban) tidak respon. Dua kali saya nembak. Jawabannya (korban) karena belum melihat sifat saya dan dia bagaimana," kata SS kepada wartawan di Markas Polsek Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (6/6).
Wajah SS memang tidak kelihatan, karena dipakaikan polisi penutup kepala. Hanya sorot mata tajamnya yang terlihat. Bahkan, sesekali matanya tertutup tanda cengengesan saat menjawab pertanyaan.
BACA JUGA: Pembunuhan Mahasiswi Terbongkar karena Sandal Jepit
SS mengaku tak pernah main ke kostan Desi. "Karena tidak dibolehkan," kata pria pengangguran yang sempat kabur ke Ciledug, usai menghabisi nyawa Desi ini.
Lantas mengapa membunuh Desi? Dia saat itu mengaku ingin mengambil barang Desi. Saat itu, kata dia, Desi sedang tidur. Namun, ketika beraksi Desi pun terbangun.
BACA JUGA: Pembunuh Mahasiswi Akbid Jayakarta Diringkus
"Karena dia berteriak, takut ketahuan," kata SS. Ia mengaku sudah dua hari mengintai kostan Desi. Rumahnya tak jauh dari kostan Desi yang dimiliki seorang bidan itu.
SS mengklaim tidak ada niat atau rencana untuk membunuh Desi. Bahkan, ia mengaku tidak membunuh Desi dengan senjata tajam. Melainkan hanya membekap korban dengan selimut.
Bahkan, SS mengklaim, tidak melakukan perbuatan tak senonoh kepada Desi. "Tidak diapa-apain. Cuma megang tangannya saat tidur, dan sempat kecup keningnya," kata SS.
Setelah menghabisinya nyawa Desi dan berhasil mengambil barang-barang korban, SS seolah-olah tak tahu apa yang terjadi. Bahkan, setelah peristiwa pembunuhan itu diketahui, SS malah sempat mengupdate status facebook-nya.
Ia mengatakan, saat itu ada rekannya yang memberitahu kalau Desi meninggal dunia. "Dan baru saya update status (menulis) "saya menyesal karena belum memiliki cinta dia, tapi dia sudah ninggalin"," ujar SS.
Penyesalan SS sudah telat karena nyawa Desi sudah melayang akibat perbuatan kejinya. "Saya minta maaf kepada keluarga korban, dan kepada keluarga saya sendiri," pungkas SS. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sipir Lapas Nyambi Jualan Sabu, Bandarnya Napi
Redaktur : Tim Redaksi