Di dinding ruang ganti DetEksi Basketball League (DBL) Arena di Surabaya, ada tulisan penyemangat
BACA JUGA: Linda Bolak-balik Berkas, Andi Atur Wartawan
Bunyinya: Every man suffers painBACA JUGA: Kisah Dua Menteri yang Sama-Sama Putra Lampung
Apakah itu sakit karena kerja keras atau sakit karena penyesalan.Saya percaya, semua sukses harus diraih lewat sebuah prosesBACA JUGA: Mengaku Dekat Personel NAMRU sebagai Sesama Peneliti
Masa-masa "sakit" sebelum akhirnya merasakan kepuasan atau kesenangan luar biasa.Dan, untuk sukses yang sesungguhnya, masa sakit itu hukumnya wajib untuk dijalaniDi dunia ini tidak ada yang gampang dan yang sulit tidak bisa begitu saja dihindariTim DetEksi Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2009 kembali membuktikan pentingnya proses ituTim ini dibangun lewat proses panjangDimulai dengan kompetisi Honda DBL 2009 di 15 provinsi di Indonesia, yang berjalan sejak 15 Januari di Papua hingga 15 Agustus lalu di Jawa Timur.
Sebanyak 160 pemain (80 putra dan 80 putri) lantas ikut Indonesia Development Camp (IDC) 2009, selama tiga hari berlatih bersama bintang NBA, Kevin Martin, serta pelatih-pelatih dari liga basket paling bergengsi tersebut.Di pengujung IDC, dipilihlah 12 pemain putra dan 12 pemain putri plus lima pelatihMereka itulah anggota DBL Indonesia All-Star 2009Mereka mungkin bukanlah yang benar-benar terbaik di IndonesiaTapi, mereka merupakan student athlete terbaik yang dipilih lewat sebuah proses yang sehatBukan sekadar main comot dari sana atau dari sini.Memilih adalah satu proses melelahkan tersendiriMenyatukan mereka menjadi satu tim adalah proses melelahkan selanjutnya.
***
Meski sudah saling mengenal di IDC 2009, Tim DBL Indonesia All-Star 2009 pada dasarnya hanya bersama selama dua mingguBerkumpul di Surabaya pada 12 Oktober, berpisah lagi pada 26 OktoberIngat, mereka merupakan kumpulan pemain-pemain terbaik SMADi sekolah atau daerah masing-masing, mereka adalah superstar yang biasanya diberi keleluasaan oleh sekolah atau pelatih masing-masingSekarang mereka harus punya peran yang berbeda-bedaAda bintang di atas bintang, ada bintang yang harus rela mengalah.
Bukan proses yang mudah"Kita ini mungkin mengalami masalah yang dialami (tim sepak bola) Real Madrid," kata Puji Agus Santoso, manager basketball operations and events DBL Indonesia.Dalam hati, saya berpikir ini lebih sulitPaling tidak Real Madrid penuh pemain profesional yang benar-benar profesionalLha tim kami ini penuh anak-anak SMA yang masih mudah ngambek satu sama lain! Selain itu, tim ini harus kompak dengan cepatHanya dalam hitungan hari.
Untuk mempercepat proses, hampir setiap hari ada pertandingan pemanasan di SurabayaHasilnya lumayan, tim putra benar-benar tak terkalahkanTim putri juga relatif mantap ketika harus berhadapan dengan tim-tim uji coba.Saya selalu percaya: If it?s too good to be true, then it is not trueKalau sesuatu berjalan terlalu indah, itu bukanlah hal yang nyataSekali lagi, tidak ada yang segampang itu di dunia ini.Benar, hari-hari awal itu adalah "bulan madu"Masa growing pain segera menyusul?.
***
Dari awal, kami sudah sadarTim putri DBL Indonesia All-Star 2009 merupakan "tim inspirasi"Tugas mereka bukanlah untuk menangTugas mereka ialah membuat pemain-pemain putri lain tertarik ikut berpartisipasiKelak, baru kita mengejar kemenanganSekarang, kita bermodal semangat. Pada Sabtu, 17 Oktober 2009, di DBL Arena Surabaya, tim putra DBL Indonesia All-Star 2009 tampil luar biasaMelawan Darwin Basketball Association dari kawasan Northern Territory, Australia, Randika Aprilian dkk bukan hanya sempat membuat gentar lawanMereka juga menghibur ribuan penonton.
Sempat memimpin delapan angka di kuarter ketiga, tim ini kemudian tunduk di tangan DarwinMirip sekali dengan pertandingan DBL Indonesia All-Star tahun lalu saat melawan tim muda Western Australia di Perth pada Oktober 2008Waktu itu juga sempat memimpin di kuarter ketiga sebelum tunduk pada kuarter keempat.
Bedanya, tahun lalu tim tidak punya kesempatan membalasTahun ini, tim masih punya kesempatan lagi di PerthHanya, sebelum meraih sukses itu, tim harus terpuruk lagi ke satu jurangTahap kedua (dan terakhir) dari proses growing pain.Bermodal penampilan baik (meski tidak menang) di Surabaya, tim DBL Indonesia All-Star 2009 penuh semangat terbang ke Perth (via Bali) pada 19 Oktober laluPada laga pemanasan pertama, melawan tim junior sekolah Woodvale, tim juga menang sangat mudah
Pada laga pemanasan serius di Bunbury, melawan anak-anak pilihan di South West Academy of Sports, barulah tim Indonesia seperti kena setrum hebatHalusnya, kena "siraman yang membangunkan"Kasarnya, kena "tempeleng"Tim putra dan putri sama-sama kalah telakMasalahnya, kalah telak bukan karena murni kalah "kelas"Dalam semangat dan upaya, tim juga tampak sangat kendur"Sebanyak 40 persen poin lawan karena kesalahan kita sendiri," kata Njoo Soen Eng, pelatih tim putri dari SMA Frateran Surabaya.
Ketika nonton pertandingan itu, saya sendiri sangat kecewaTapi, dalam hati saya bersyukurSebab, anak-anak sendiri sadar telah tampil mengecewakanBisa dilihat dari gerak tubuh dan perilaku setelah pertandingan ituBiasanya ceria, kali ini muramKalau benar mereka sadar sendiri, itu pertanda baikKalau benar mereka sadar sendiri, saya yakin, mereka akan bangkit dan membuat semua bangga.
***
Rabu malam itu (21/10) di Bunbury (sekitar tiga jam dari Perth), tim putra dan putri bergantian mengajak bicara di chalet (rumah kecil penginapan) saya dan panitia dari DBL Indonesia. Saya trenyuh juga karena mereka bergantian bilang minta maafKetika saya minta memberikan penilaian kepada diri masing-masing, semua memberikan nilai burukBahkan, tim putri merasa mereka hanya layak dapat nilai 1 dari 10.
Waktu itu terus terang saya bingung juga mau bilang apaTapi, kemudian saya ingat SMS yang saya dapat setelah tim kami kalah dari Darwin di SurabayaDatang dari Putu Gde Kamajaya, fans DBL di SurabayaBunyinya, "Our greatest glory is not in never failingBut in rising everytime we failAnd winners are not those who never failBut those who never quitGo DBL Indonesia All-Star!"
Kepada dua pemain yang tahun lalu juga ikut ke Perth, Arif Hidayat (SMAN 2 Jember) dan Amelia Herawati (SMA Karangturi Semarang), saya bertanya perjalanan 2008Waktu itu kami juga sempat "ditempeleng" pada laga pemanasan melawan WoodvaleNamun, setelah itu, tim bangkit dan selalu tampil habis-habisanMeski tak pernah menang, kita selalu fightKalahnya selalu puas.
Tim 2008 punya karakter kuatMereka tak mau menyerahSekarang karakter tim 2009 sedang diujiDan, tim 2009 hanya punya satu kesempatan untuk menunjukkan itu, yaitu pada pertandingan puncak melawan tim muda Western Australia. Kalau harus kalah, kami akan kalah berjuangMalam itu semua pemain dan pelatih sepakat bahwa kami akan pulang membawa cerita indahCerita yang bisa dibagikan kepada teman-teman di daerah masing-masing, cerita yang bisa disampaikan ke adik-adik dan generasi selanjutnya. Malam itu semua anggota tim sudah bicara semangatTapi, itu masih sebatas talkUntuk benar-benar membuat cerita yang indah, mereka masih harus "walk the talk"Menjalani, bukan sekadar bicara.
***
Sebelum laga internasional melawan tim Western Australia, anak-anak DBL Indonesia All-Star 2009 terlihat "beda"Kamis malam (22/10) Randika Aprilian dkk rapat sendiri di ruang seminar penginapanPelatih tak boleh ikut, yang lain tak boleh ikut.Jumat malamnya (23/10), meski seharian sudah menjalani program, mereka menjalani latihan ekstra di Perry Lakes StadiumLatihan malam itu benar-benar menjadi pertanda baikSemangat semua sangat terasa.
Sabtu pagi (24/10) sebelum pertandingan, tim juga joging dan latihan ringan bersama di sisi Danau Monger, dekat penginapanSekali lagi, semua tampak bersemangat.Pagi itu kami juga melakukan prosesi "tumbal"Melempar Puji Agus Santoso dan Arizal Perdana Putra dari DBL Indonesia ke pinggir danauSaya tidak dilempar, tapi saya janji akan terjun sendiri kalau malamnya tim menang.
Siangnya, seluruh tim istirahat totalTidur nyenyak, menunggu sore tiba untuk berangkat ke stadion.Sore itu hujanPadahal, di Perth sedang transisi menuju musim panas, bukan masanya hujanDiam-diam kami berharap, ini adalah pertanda baik. Sore itu pula, sebelum berangkat ke Perry Lakes, seluruh tim meetingSaling menyemangati, saling menjaga fokusMereka semua berniat pulang membawa cerita indahMalam itu adalah momen untuk melakukannyaKalau memang harus kalah, harus kalah dengan indah.
Game timeTim putri benar-benar berupaya kerasMarisya Rizkia dari SMAN 1 Bandung benar-benar ngotot meski hanya bertinggi badan 158 cmVeti Vera dari SMA Stella Duce 1 Jogjakarta tak takut menabrak lawan-lawan yang lebih tinggi dan lebih besar.Pada akhirnya, tim putri masih kalah 32-72Tapi, mereka telah membuat kami puasSebab, mereka telah berjuang habis-habisanTim lawan sangat kuatApalagi, salah seorang pemain lawan baru saja dipilih sebagai pemain terbaik di Australia Barat.
Selesai bertanding, tim putri pun mengambil peran bedaMereka naik ke tribun, bersama puluhan suporter Indonesia menyoraki tim putra.
HebatSejak menit pertama, tim putra sudah menunjukkan niat menangOkky Arista, power forward dari SMA Theresiana 1 Semarang, tidak takut berhantaman badan dengan lawan yang jauh lebih tinggiArif Hidayat dan Alvin (SMA Trinitas Bandung) mampu bergantian menjadi jenderal lapanganSang kapten, Randika Aprilian dari SMAN 9 Bandung, terus berjuang meski dahi harus dibalut perban karena berdarah terkena sikut lawan.
Semua pemain bergantian masuk lapangan, memainkan peran masing-masing dengan baikMomen komedi juga sempat munculDi tengah permainan yang mendebarkan, Arif Hidayat sempat berjalan kembali ke bench, bertanya kepada pelatih soal pola "High" yang ingin diterapkan."High iku opo" Aku lali (High itu apa" Saya lupa)," ucapnya.
Waktu mendengar itu, saya tak tahu harus khawatir atau tertawaPola High itu sangat penting untuk mengalahkan tim lawan yang lebih besarFungsinya menarik pemain besar lawan keluar, membuka ruang tembak di bagian samping lapangan.Dijelaskan sebentar, Arif kembali menjalankan tugas di lapangan.
Kurang 1 menit dan 46 detik, tim putra masih unggul enam angkaNamun, lawan tak pernah menyerahKurang empat detik, tim putra hanya unggul dua angkaDan, bola di tangan Western Australia.Terus terang, saya tak tahu apa yang terjadi pada empat detik terakhir ituSaya tak berani melihatKhawatir kekecewaan tahun lalu kembali terulangKata teman-teman, lawan mencoba menembak tiga angka, tapi gagalLawan lalu mendapat bola lagi, tapi tetap gagal memasukkan bola.
Indonesia menang! Sejarah! Cerita indah untuk dibawa pulang! Semua pun berhamburan ke lapangan.Di saat tim putra berpesta, beberapa pemain putri tampak menangisKhususnya Marisya Rizkia, yang biasa dipanggil Echa, yang biasa saya panggil Chipmunk.Dia mengaku sedih tidak bisa menang seperti yang putraSaya pun ingatkan lagi, tugas mereka hari itu bukan menangTugas mereka hari itu untuk memberi inspirasi kembali di IndonesiaTugas mereka adalah pulang, lalu mengajak adik-adiknya untuk berlatih lebih bersemangatBantu basket Indonesia, bantu DBL.
Kalau kelak tim Indonesia menang, mereka bakal punya peran besar.
***
What?s next? Jalan masih jauhKemenangan ini belum tentu terulang tahun depanLawan "siapa pun" tidak akan diamGrowing pain pertama mengembangkan DBL dan membentuk tim All-Star yang mampu menang sudah dilaluiSekarang waktunya menjalani growing pain selanjutnya, dan selanjutnya, dan selanjutnya, sampai mencapai target tertinggi.Satu bukit dilalui, masih banyak gunung lain.
Mohon dukungannya?
Catatan tambahan: Kemenangan di Perth ini jatuh sehari setelah ulang tahun ke-56 PB PerbasiJadi, ini hadiah dari kami untuk Ibu Noviantika Nasution sebagai ketua umum dan teman-teman basket yang lainSetelah pertandingan, saya juga menepati janjiBedanya, karena tidak mungkin di danau, malam setelah menang saya dicemplungkan ke kolam renang di penginapanTapi, saya happy karena saya tidak nyemplung sendirian! (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Solachudin, Berhaji Bersama 12 Anggota Keluarga berkat Ganti Rugi Lapindo
Redaktur : Auri Jaya