Setelah Memijat, Lestari Ajak Pelanggan Begituan

Selasa, 16 Oktober 2018 – 07:43 WIB
Ilustrasi perbuatan asusila. Foto: Pixabay

jpnn.com, SAMARINDA - Kebutuhan hidup yang mengimpit membuat Lestari (45, nama samaran) menempuh jalan pintas menjadi pemijat sekaligus penjaja cinta.

Dia menjalankan perannya di sebuah panti pijat di Kecamatan Samarinda Seberang, Kalimantan Timur.

BACA JUGA: Tawarkan Jasa Terapis Gay Via Medsos, Zainal Dijemput Polisi

Sudah 1,5 tahun Lestari menjalankan pekerjaan kotor itu. Dia mengakui pekerjaannya haram.

Namun, Lestari mengaku tidak memiliki pilihan lain karena kebutuhannya semakin banyak.

BACA JUGA: Duh, Ternyata Ada Layanan Prostitusi di O2 Spa Pondok Indah

Perempuan berkulit putih itu memasang tarif Rp 150 ribu bagi setiap pelangan yang mendapatkan jasa urutnya.

“Biasanya setelah pijat, saya ajak begituan. Biayanya enggak terlalu mahal. Paling dengan pijat itu Rp 300 ribu,” kata Lestari sebagaimana dilansir laman Prokal, Senin (15/10).

BACA JUGA: Polisi Bekuk Ilham saat Bawa 4 Calon Terapis Spa Esek-esek

Setiap pekan, Lestari melayani puluhan pelanggan. Tidak semuanya mau berhubungan badan.

Ada yang datang ingin mendapatkan pijatan lembut darinya. Namun, tak sedikit pula yang datang untuk meminta dipijat plus bersebadan.

Di kontrakannya, Lestari telah menyediakan kondom. Sebagian besar pelanggannya melakukan hubungan intim dengannya menggunakan alat pengaman itu.

Pendapatan Lestari termasuk besar. Dalam sebulan dia bisa mengantongi Rp 5 juta.

“Kebanyakan yang datang ke sini itu anak-anak muda. Kalau yang sudah punya istri atau seumuran dengan saya, seingat saya jarang,” kata Lestari.

Dia masih harus mengirim uang kepada anaknya yang kuliah di Surabaya, Jawa Timur, sebesar Rp 1 juta per bulan.

“Sekarang anak saya sudah semester lima. Uang yang saya dapat ini banyak digunakan untuk biaya kuliah dia. Sisanya untuk kebutuhan hidup saya di sini,” tutur Lestari.

Dia mengaku sudah tiga tahun bercerai dengan suaminya. Mantan suaminya kini telah menikah lagi dengan perempuan lain.

Sesekali keduanya berkomunikasi mengenai masa depan anaknya, termasuk beban pembiayaan untuk kelanjutan pendidikan anak.

Suami Lestari masih memberikan uang belanja kepada anaknya selama setahun.

Namun, sejak awal 2017, biaya kuliah anak semata wayang yang kini berumur 21 tahun itu diserahkan pada Lestari.

Saat masih hidup bersama suaminya, Lestari pernah bekerja di Jakarta.

Dia menjadi pembantu, mencuci pakaian, hingga menyeterika baju di rumah tetangga.

“Pekerjaan itu enggak lama juga saya jalani. Hanya tiga bulan. Pendapatan saya enggak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi waktu itu anak saya sudah mau lulus SMA,” kata Lestari. (um)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prostitusi Berkedok Spa, Paket Komplet Sebegini Tarifnya


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler