jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membahas sejumlah isu dengan pengamat sosial politik Fachry Ali, Senin (31/10). Hasto juga diajak berkeliling di rumah Fachry.
Bertemu selama tiga jam, keduanya membahas tentang pemikiran Bung Karno, Islam, Megawati Soekarnoputri, dan isu kekiniaan.
BACA JUGA: Hasto PDIP Sebut Sukarelawan Ganjar Rawan Disusupi dan Tak Menghargai Jokowi
"Sebelum datang ke sini, tadi saya melapor ke Ibu Megawati akan berdiskusi dengan Bang Fachry. Ibu Mega menitip salam untuk Bang Fachry," ucap Hasto mengawali dialog di kediaman Fachry yang terletak di Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Hasto berdialog dengan Fachry di sebuah ruangan yang penuh buku. Keduanya tampak berdiskusi serius meski terkadang dengan tertawa renyah.
BACA JUGA: Hasto: Muruah Partai Sudah Ditegakkan, Kini Fokus PDIP Turun ke Bawah
Tak lupa pula, Fachry menyajikan kopi dan mie aceh kepada doktor ilmu pertahanan itu.
"Saya senang bisa berdialog panjang dengan Bang Fachry tentang demokrasi Indonesia, Islam dan Bung Karno," ucap Hasto.
BACA JUGA: Isyarat Hasto Kristiyanto Setelah Klarifikasi Ganjar, Pakai Diksi Merawat
Fachry Ali dalam kesempatan tersebut menyampaikan alasan mengapa beberapa kali menulis tentang kepemimpinan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Saya kagum dengan Mbak Mega terutama peran pentingnya dalam konsolidasi demokrasi, kegigihannya secara konsisten di dalam membangun partai, dan sikap kenegarawanannya di dalam menghadapi masa-masa yang tidak mudah ketika berhadapan dengan pemerintahan Orde Baru. Namun, Mbak Mega sosok negarawan yang selalu berpijak pada jalan konstitusi dan ketaatan pada hukum," kata Fachry.
Fachry sempat menanyakan latar belakang Hasto mengambil gelar doktor ilmu pertahanan dengan bahasan tentang geopolitik Soekarno.
"Saya usul disertasi Mas Hasto dijadikan buku untuk dibahas di semua kalangan termasuk kalangan akademisi atau kampus. Saya undang Hasto untuk memaparkannya di ruangan ini. Karena saya terkadang menggelar diskusi terbatas di ruangan ini dengan kalangan akademisi," kata Fachry, yang juga peneliti senior LP3ES.
Atas permintaan itu, Hasto menceritakan dirinya telah memberi kuliah umum di 16 universitas sejak dirinya meraih gelar doktor. "Saya siap diundang Bang Fachry dan teman-teman untuk membahas disertasi saya yang mengonstruksikan pemikiran geopolitik Bung Karno,” balas Hasto.
Sebelum pamit, Hasto menyerahkan sejumlah buku kepada pria asal Aceh tersebut. Sebagai balasan, Fachri mengajak pria asal Yogyakarta itu ke lantai dua di mana terdapat sebuah perpustakaan dengan ribuan koleksi buku-buku dalam dan luar negeri.
Hasto sangat kagum dengan koleksi ribuan buku dari berbagai pemikiran yang dimiliki Fachry.
“Semuanya menunjukkan luasnya khazanah pengetahuan Bang Fachry sebagai cendekiawan yang tidak diragukan komitmennya bagi bangsa dan negara. PDI Perjuangan pun terus mengembangkan tradisi intelektual, mengingat Bung Karno, Bung Hatta, dan pendiri bangsa lainnya membangun tradisi pemimpin negarawan dan sekaligus sebagai pemimpin pembelajar yang baik," ujar Hasto.
Dia tidak menyangka ada ribuan koleksi buku yang tersusun dengan rapi di lantai dua itu. Padahal di ruang mereka berbincang di lantai satu pun penuh buku juga.
"Sungguh ini perpustakaan pribadi yang luar biasa. Saya kagum," kata Hasto sambil menjelaskan bahwa PDI Perjuangan memerlukan sosok pemikir kritis seperti Fachry.
Fachry lalu menyampaikan terima kasih sudah mendatangi perpustakaannya kepada Hasto. "Inilah harta kekayaan yang saya miliki," balas Fachry sebelum melepas Hasto pergi. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hotman Paris Minta LPSK Tolak Permohonan JC AKBP Doddy, Hasto Langsung Merespons Tegas
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga