jpnn.com - BOGOR - Banjir dan dan longsor masih mengintai Kota Bogor. Prakiraan, ancaman akan memasuki masa puncaknya pada awal Februari.
Hampir setengah juta jiwa menjadi korban bencana longsor. Sejumlah Kepala Keluarga (KK) pun harus dievakuasi, karena rumahnya rusak berat akibat bencana.
Lokasi bencana itu tersebar di hampir semua kecamatan di Kota Bogor.Tagana Kota Bogor menghitung sejak 11-20 Januari, telah terjadi 43 peristiwa bencana. Di mana 30 di antaranya, berupa tanah longsor dan banjir lintasan, dengan 12 rumah warga roboh.
Akibatnya, ada 115 KK dengan total 435 jiwa menjadi korban. Bahkan khusus Selasa (21/1), terjadi tujuh kejadian longsor yang tersebar di beberapa wilayah.
BACA JUGA: Banjir Rob Besar Diprediksi Datang Tanggal 31 Januari
Kerugian materi mencapai Rp1.287.500.000. Namun, biaya untuk penanganan bencana ini, Pemkot Bogor hanya mengalokasikan anggaran sebesar Rp430 juta.
Ketua Tanggap Siaga Bencana (Tagana) Kota Bogor, Surya Kelana Putra menyatakan, cuaca ekstrem ini akan mencapai puncaknya pada Februari. Siaga darurat diberlakukan hingga April.
BACA JUGA: Banjir Jakarta, 27.912 Jiwa Masih Mengungsi
"Cuaca ekstrem ini masih terus berlanjut, dikhawatirkan puncaknya terjadi pada Februari. Status siaga darurat hingga April," katanya.
Bencana tanah longsor masih terus terjadi di sejumlah wilayah. Rumah-rumah warga terutama yang tinggal di kawasan padat penduduk dan di daerah tebingan, banyak yang ambruk dengan kondisi yang tak sedikit mengalami kerusakan parah. Beruntung, tak adanya korban jiwa.
"Selain ada rumah warga yang secara langsung menjadi korban bencana, tapi tidak sedikit juga yang rusak karena dampak bencananya itu. Tapi mayoritas terkena bencana longsor," jelasnya.
Dia menyebutkan, bencana longsor itu terjadi di semua wilayah kecamatan. Yaitu, Kecamatan Bogor Barat, Tanah Sareal, Bogor Timur dan Tengah, Bogor Selatan serta Bogor Utara. Seperti di Bogor Barat misalnya, longsoran tanah pemakaman keluarga di RT 4/8 Cilendek Timur mengakibatkan tertutupnya aliran air Kali Keramat dan pohon tumbang.
Begitu pun di RT 2/15 Kelurahan Curug, longsor menyebabkan satu rumah terancam ambruk.
BACA JUGA: Jakarta Kebanjiran, Hampir 28 Ribu Jiwa Tinggal di Pengungsian
"Di Kedung Waringin RT 2/15, akibat hujan yang terus-menerus mengguyur Kota Bogor mengakibatkan rumah atas nama Yoyoh (lima jiwa), Umar (enam jiwa), Nurdin (lima jiwa), dan Yati (tiga jiwa) mengalami longsor. Begitu juga yang terjadi di Cibadak, Kukupu di RT 2/9 Tanah Sareal pun terjadi longsor yang menimpa rumah milik Anin. Kejadiannya tadi (kemarin-red) pukul 11:00," terangnya.
Bencana longsor juga terjadi di RT 6/8 Kelurahan Baranangsiang, Bogor Timur. Sebuah rumah milik Dedi ambruk di bagian atas dan terasnya. Rumah ini dihuni tiga jiwa termasuk seorang bayi berusia tiga bulan. Di RT 6/6 Kelurahan Tegallega, Bogor Tengah juga serupa, sebuah rumah ambruk.
Di Bogor Selatan, kata dia, terjadi longsor di RT 6/4 Kelurahan Empang. Tiga rumah warga sekaligus ambruk di bagian dapurnya dengan tingkat kerusakan sedang. Yaitu, menimpa rumah Herman, Jumadi, dan Hendi.
Sedangkan satu rumah lainnya milik Anwar mengalami rusak parah. Jumlah korban di Empang ini mencakup empat KK dengan total sebanyak 22 jiwa, dan itu pun termasuk seorang balita.
"Sementara untuk di Kampung Bebek, Kedung Halang, Bogor Utara, satu RT dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Itu dilakukan karena ketinggian muka air di Katulampa di atas 100 cm. Karena kalau sudah mencapai ketinggian itu, di sana (Kampung Bebek, red) pasti banjir dan masuk ke rumah-rumah warga yang tingginya bisa mencapai sekitar 40 cm," paparnya.
Sementara itu, biaya penanganan bencana untuk Kota Bogor masih terbilang kecil. Selama ini pos anggaran hanya berasal dari Kementerian sosial, provinsi dan pemberian bantuan dana segar atau natura, yaitu berupa kupon makanan dan family kit. Nilainya Rp340 juta.
Plt Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat menyatakan, selama ini biaya penanganan bencana diambil dari bantuan provinsi, dan bantua lainnnya. Dia mengakui tidak adanya anggaran khusus untuk bencana menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Bogor.
“Dibanding Kabupaten Bogor yang sudah mempunyai badan bencana, Kota Bogor memang belum memilikinya, namun kedepannya keberadaan lembaga ini akan dipikirkan lebih serius lagi,” paparnya.(Ind/c)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nonstruktural, Bisa Copot Pejabat
Redaktur : Tim Redaksi