Setiap Pekan, Elektabilitas JK-Win Naik 7 %

Rabu, 24 Juni 2009 – 19:29 WIB

JAKARTA -- Semakin mendekati hari pemungutan suara pilpres 2009, tingkat elektabilitas pasangan Jusuf Kalla-Wiranto terus merangkak naikAnggota tim sukses pasangan JK-Win, Moh Ichsan Loulembah menyebutkan, berdasarkan survei internal, setiap pekannya tingkat elektabilitas pasangan JK-Win naik 7 persen

BACA JUGA: Capres-Cawapres Lupa Illegal Logging

Dengan kata lain, setiap harinya mengalami peningkatan sebesar 1 persen
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Sulawesi Tengah itu mengatakan, penambahan jumlah pemilih JK-Win sebagian berasal dari pendukung pasangan SBY-JK pada pilpres 2004 silam.

"Sebagian penambahan itu berasal dari suara SBY

BACA JUGA: Elite NU Diminta tak Komentari Capres

Karena yang mendukung SBY-JK pada pilpres 2004 bukan hanya pendukung SBY saja tapi sebagian merupakan massa pendukung JK," urai Ichsan Loulembah usai diskusi di gedung DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (24/6)
Dijelaskan, pada pilpres 2004, suara pemilih Jawa terpecah-pecah ke SBY, Wiranto, dan Megawati

BACA JUGA: SBY-Boediono Terpilih, Kesenjangan Melebar

Sedang suara dari luar Jawa mengumpul ke JK, sehingga suara SBY-JK pada pilpres 2004 menjadi tinggiSekarang, pelan-pelan, massa pemilih JK pada pilpres 2004 mulai balik ke JK lagi.

Dijelasan Ichsan, tren peningkatan elektabilitas yang rata-rata 1 persen dalam setiap harinya itu bisa berubah makin tinggi lagi seiring dengan makin dekatnya hari pencontrengan"Kita kejar-kejaran waktuMasih ada waktu 14 hari lagi sebelum 8 JuliMasih banyak yang bisa dilakukan, sehingga peningkatan bisa melebihi lebih 7 persen setiap pekannya," ungkapnya.

Dikatakan, dalam politik pasti ada momen-momen tertentu yang bisa langsung mengubah tingkat elektabilitas secara drastisDia yakin, pasangan JK-Win bisa melejit mendekati hari pencontrenganUntuk mengejar target, aktifitas JK rata-rata setiap harinya punya 14 hingga 15 agendaIchsan yakin, masyarakat mengetahui bagaimana kerja keras JK-Win dalam masa kampanye pilpres 2009 iniPelan namun pasti, masyarakat juga akan semakin tahu siapa sebenarnya orang di belakang layar yang punya peran penting dalam pemerintahan"Dan yang perlu diingat, masyarakat kita sangat menghargai kerja kerasMasyarakat akan memilih yang lebih banyak bekerja daripada berbicara," ujarnya.

Hal senada diungkapkan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr.RSiti ZuhroDisebutkan, hal survei sejumlah lembaga survei tidak bisa dijadikan patokan siapa yang bakal memenangkan pilpres 2009Katanya, dalam sejumlah kasus pilkada misalnya, kandidat yang tidak diunggulkan dalam survei malah bisa memenangkan pilkadaDia memberi contoh pilkada Bojonegoro, pasangan Suyoto-Setyo Hartono (Toto) yang selalu mendapatkan suara rendah dalam survei, ternyata malah menang"Di Bojonegoro itu, pasangan yang tak diunggulkan itu mengalahkan incumbent," urainya.

Pernyataan Ichsan dan Siti menanggapi hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan elektabilitas pasangan SBY-Boediono mengalami penurunan konstanDalam survei terbaru itu, SBY-Boediono dipilih 67 persen responden, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dipilih 16 persen, dan Jusuf Kalla-Wiranto 9 persenAngka elektabilitas SBY ini menurun dari 70 persen pada 30 Mei 2009, sementara Mega-Prabowo stagnan dan JK-Wiranto naik dari angka 6 persen(sam/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Siapkan Pilpres Dua Putaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler