Sharif dan Suami Benazir Bersaing

Gantikan Musharraf Pimpin Pakistan

Selasa, 19 Agustus 2008 – 08:04 WIB
Warga Pakistan menyaksikan pidato mundurnya Pervez Musharraf dari kursi presiden. Foto: Reuters
ISLAMABAD – Era Pervez Musharraf memerintah Pakistan yang berlangsung sembilan tahun berakhir Senin (18/8)Dalam pidato di televisi nasional, presiden Pakistan itu mengumumkan pengunduran dirinya

BACA JUGA: Lima Ledakan Bom Guncang Gori

Keputusan sekutu dekat Presiden AS George W
Bush itu mengakhiri kekuasaan diduga untuk menghindari konflik seputar pemakzulan (impeachment) oleh parlemen yang dapat mengguncangkan kepentingan bangsa

BACA JUGA: Perempuan Tertinggi Dunia Wafat


Dengan suara emosional, Musharraf mengatakan akan menyampaikan pengunduran diri kepada Majelis Nasional
”Saya harap negara dan rakyat akan mengampuni kesalahan saya,” kata Musharraf

BACA JUGA: Georgia Tuding Rusia Kerahkan Tank

Belum diketahui pasti apakah Musharraf tetap menetap di Pakistan atau tidakMenurut Musharraf, nasibnya berada di tangan masyarakat Pakistan.
Setelah berpidato, Musharraf meninggalkan Istana KepresidenanDia masih sempat melakukan ritual mengecek pasukan pengawal presidenSetelah itu dia memasuki limusin hitam dan bergegas meninggalkan istanaChaudhry Shujaat Hussain, pimpinan partai pro-Musharraf, mengatakan, presiden tetap tinggal di kediamannya di pinggiran Kota Islamabad.
Musharraf menduduki tampuk kekuasaan tertinggi di Pakistan setelah merebut kekuasaan lewat kudeta militer terhadap pemerintahan Nawaz Sharif pada 1999Selama pemerintahannya, Pakistan menjadi tempat strategis bagi Amerika Serikat untuk mendukung perang melawan terorisme yang diduga membangun kekuatan di Afghanistan, negeri tetangga Pakistan.
Popularitas Musharraf di dalam negeri terus merosot beberapa tahun terakhirSebagian besar rakyat Pakistan menuduh lonjakan kasus kekerasan di negara mereka terpicu akibat aliansi Musharraf dengan ASReputasi Musharraf semakin terpuruk saat dia memecat puluhan hakim dan memberlakukan keadaan daruratPolitik yang terus bergolak itu berimbas kepada perekonomian Pakistan yang semakin morat-marit, yang ditandai dengan melonjaknya inflasi dan tertekannya pertumbuhan ekonomi.
Rentetan kebijakan buruk itu membuat lawan politik Musharraf memenangi pemilihan parlemen Februari laluPara lawan politik Musharraf sempat berupaya menggulingkannya lewat upaya pemakzulan awal bulan iniNamun, Musharraf sempat menentang desakan tersebut
Mundurnya Musharraf rupanya sudah ditunggu-tunggu rakyat PakistanIndeks saham dan nilai tukar mata uang salah satu negeri pemilik nuklir terbesar di Asia itu langsung menguat saat sesi penutupanRakyat di berbagai daerah langsung berhamburan ke jalan merayakan berakhirnya kekuasaan penuh kekerasan MusharrafDi Peshawar, kota di Pakistan Utara, beberapa warga menembakkan senjata ke langit untuk mengungkapkan kegembiraan.
Musharraf mengakui banyak masalah yang dihadapi Pakistan, termasuk ekonomi”Saya berdoa semoga pemerintah baru Pakistan dapat mengatasi masalah ekonomi dan mengantarkan negara ini keluar dari krisis,” harapnya.
Menurut pihak sekutu maupun rivalnya, beberapa perundingan sempat dilangsungkan untuk membahas pencopotan Musharraf dengan pemberian kekebalan hukum dari kemungkinan gugatan pengadilan di kemudian hari
Melalui pernyataan resmi, pemerintah AS berharap Pakistan tanpa Musharraf tetap berjuang menjaga demokrasi dan menumpas teroris”Presiden Bush memberikan penghargaan kepada keberhasilan Presiden Musharraf mengawal transisi demokrasi serta memerangi Al Qaidah dan kelompok ekstremis di Pakistan,” ujar juru bicara Gedung Putih Gordon Johndroe tadi malam
Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband menyatakan, Inggris tetap akan menjaga hubungan baik dengan Pakistan meski sekutu dekat mereka Musharraf mengundurkan diriUni Eropa memberi pernyataan senada dengan menyatakan harapan pengganti Musharraf tetap melanjutkan pemerintahan sipil yang tetap concern terhadap upaya pemberangusan terorisme.
Sesuai konstitusi negara itu, presiden baru harus dipilih dalam 30 hari sejak presiden lama tidak menjabat lagiJika pengunduran Musaharraf diterima, Muhammadmian Soomro, ketua parlemen, akan menjadi presiden ad interim, untuk mengawal masa transisi sampai terpilih presiden baru.
Kini, Pakistan dipimpin koalisi dua partai mayoritas di parlemen, yaitu Liga Muslim Pakistan (PLM-N) yang dipimpin Nawaz Sharif, dan Partai Rakyat Pakistan –dulu partainya Benazir Bhutto– yang dipimpin Asif Ali Zardari, suami mendiang Bhutto
Dua orang itulah yang sekarang memiliki peluang terbesar menggantikan MusharrafNamun, pihak Gedung Putih memperkirakan, Pakistan akan memilih ZardariRepotnya, bila Zardari terpilih, penolakan akan datang dari kubu Sharif
Siapa pun yang terpilih sebagai presiden baru, tugasnya pasti tidak ringanPakistan adalah negeri yang rawan konflik politik dan kesukuanNegeri ini berbatasan dengan Afganistan, sarang kelompok Taliban yang berkali-kali menjadi sasaran penyerangan kelompok Sekutu di bawah komando Amerika
Berpenduduk 160 juta, Pakistan adalah salah satu negara pemilik senjata pemusnah nuklir di AsiaItulah sebabnya, Amerika sangat berkepentingan memperhatikan siapa yang bakal memimpin negeri ini(AP/CNN/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Malaysia Tangkap PRT RI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler