jpnn.com, KUWAIT CITY - Negeri tajir Kuwait memiliki emir atau kepala negara baru. Namanya Sheikh Mishal Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah.
Mishal Al-Ahmad memegang tampuk kekuasaan di Kuwait untuk meneruskan takhta peninggalan Nawaf Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah.
BACA JUGA: Gelar IBM 2023 di Kuwait, Menaker Ida: Ajang Pomosi Kualitas Tenaga Kerja lndonesia
Nawaf yang berkuasa sejak 29 September 2020 meninggal dunia pada 16 Desember 2023.
Adapun Mishal yang lahir pada pada 27 September 1940 merupakan anak ketujuh Sheikh Ahmad Al-Jaber Al-Sabah. Nawaf adalah anak keenam Sheikh Ahmad Al-Jaber Al-Sabah atau kakak kandung Mishal.
BACA JUGA: Kuwait Pastikan Tak Ikuti Jejak Negara Arab Sahabat Israel
Mishal mengucap sumpah untuk menjadi emir di depan parlemen Kuwait pada Rabu (20/12/2023) di Kuwait City.
“Saya bersumpah demi Allah SWT untuk menghormati konstitusi dan hukum negara, untuk membela kebebasan, kepentingan, dan harta benda rakyat dan untuk menjaga kemerdekaan dan integritas wilayah negara,” ujarnya di depan parlemen.
BACA JUGA: Menaker Ida Fauziyah Temui Dubes RI untuk Kuwait, Bahas 2 Hal Penting Ini
Dalam pidatonya yang pertama setelah menjadi emir Kuwait, Mishal menyampaikan janjinya menjadi warga negara yang loyal serta berjuang bagi bangsa dan rakyatnya.
“Hari ini saya telah menjadi kepala negara dan saya berjanji kepada rakyat Kuwait melalui Anda (parlemen) untuk menjadi warga negara yang setia kepada bangsa dan rakyat, memperjuangkan kepentingan bangsa, memperjuangkan persatuan nasional,” ujar Mishal.
Ningrat penerus Wangsa Al-Shabah itu itu juga menegaskan soal pentingnya meninjau realitas yang dihadapi Kuwait pada saat ini, antara lain soal keamanan dan ekonomi.
Selain itu, Mishal mengingatkan parlemen dan kabinet lebih serius menangani persoalan itu.
Tokoh yang memiliki dua istri dan 12 anak itu menyebut kebijakan yang digulirkan kedua institusi di negerinya tersebut justru merugikan kepentingan negara dan masyarakat.
“Kami belum melihat adanya perubahan atau koreksi-koreksi dari parlemen dan kabinet,“ kata penguasa baru negeri kaya di Semenanjung Arab itu.
Dalam rangka itu pula Mishal akan melakukan moratorium promosi dan pengangkatan jabatan baru. Langkah itu juga sebagai tindak lanjut atas dekrit yang dikeluarkan pada 5 Desember 2023
“Kami telah memperingatkan dalam banyak kesempatan bahwa krisis, tantangan dan bahaya mengelilingi kita,” kata emir negeri dengan nilai mata uang paling tinggi di dunia itu.(ArabNews/jpnn.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Naik Pangkat, Pangeran Saudi Mohammed bin Salman Kini Setara dengan Para Pemimpin Dunia
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi