Siap Sambut Biodiesel B30, Industri Otomotif Ubah Spesifikasi Kendaraan

Minggu, 16 Juni 2019 – 11:50 WIB
Krama Yudha Tiga Berlian. Foto: Krama Yudha Tiga Berlian

jpnn.com, JAKARTA - Pelaku industri kendaraan komersial menyatakan sudah siap dengan program biodiesel B30 yang diujicobakan pada sejumlah kendaraan diesel.

Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) Duljatmono mengungkapkan, solar dengan campuran minyak nabati cukup baik dipakai pada mesin diesel Mitsubishi Fuso berdasar hasil uji coba B20.

BACA JUGA: Biodiesel Nasional Kurangi Ketergantungan Impor BBM

’’Soal kotor atau tidaknya bergantung penggunaan, penyimpanan, dan daerah operasional. Bukan soal pengolahannya. Untuk mengantisipasi, PT KTB menambahkan double filter pada truk produksi terbaru kami,” ujar Duljatmono, Jumat (14/6).

BACA JUGA: Biodiesel Nasional Kurangi Ketergantungan Impor BBM

BACA JUGA: Kementan: Biodiesel Arahan Jokowi Menghemat Bahan Bakar 30 Persen

Dia menegaskan, saat ini semua model baru yang diproduksi siap menenggak solar B20.

PT KTB pun bersiap untuk menggunakan solar B30 yang direncanakan mulai berlaku tahun depan.

BACA JUGA: Uji Coba Biodiesel B100, Amran: Bukan Sejarah Indonesia tapi Dunia

Selain Mitsubishi Fuso, pabrikan kendaraan komersial lain dari Jepang, yakni Hino, siap ikut implementasi aturan pemerintah.

’’Untuk saat ini, kami pelajari tesnya sampai Oktober 2019. Setelah itu baru kami putuskan penambahan atau pengubahan spesifikasi kendaraan yang bersifat minor change,’’ jelas Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Santiko Wardoyo.

Berkaca dari aturan B20, saat itu Hino harus menambah filter tambahan bagi kendaraan.

Karena umur satu filter yang biasanya dapat tahan 20 ribu kilometer (km), jadi berkurang menjadi 10 ribu km.

’’Sekarang tinggal diperhatikan pencampurannya (B30) agar bahan bakar yang dihasilkan sempurna,’’ bebernya.

Santiko berharap ada dampak tidak langsung dari penerapan program biodiesel bagi industri otomotif.

Misalnya, dengan konsumsi minyak kelapa sawit atau CPO yang meningkat, ekonomi Indonesia bisa lebih baik.

’’Bila sektor ekonomi membaik, nantinya bisa meningkatkan permintaan industri otomotif,’’ pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menyatakan sudah menyosialisasikan persiapan uji coba B30 kepada seluruh pelaku industri.

Khusus untuk industri otomotif, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah meyakinkan bahwa penggunaan bahan bakar B30 tidak akan membuat performa maupun akselerasi kendaraan turun.

Selain itu, perawatan mesin tidak memakan biaya tambahan yang besar.

Konsumsi biodiesel dalam penggunaan B30 ini ditargetkan meningkat hingga mencapai 6,9 juta kiloliter pada 2025.

Saat ini implementasi baru diperluas untuk B20 yang pada 2018 konsumsi biodieselnya mencapai 3,8 juta kiloliter.

’’Kita tunggu B20 sampai optimal, karena beberapa distribusi B20 kan masih terbatas,’’ ujar Airlangga.

Uji coba telah dilakukan pada beragam jenis kendaraan dengan menempuh jarak 40 ribu dan 50 ribu kilometer selama empat bulan hingga September 2019.

”Uji coba penggunaan B30 ini tidak hanya dilaksanakan pada kendaraan darat bermesin diesel. Dalam waktu dekat, pengujian sejenis juga akan dilakukan pada kereta api, angkutan laut, dan alat berat di pertambangan,” urainya.

Program tersebut diharapkan menghemat devisa, mengurangi ketergantungan impor BBM, dan meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui hilirisasi industri kelapa sawit. (agf/c17/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenperin Targetkan Ekspor Industri Otomotif 2019 Capai 400 Ribu Unit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler