jpnn.com - JAKARTA - Pakar energi dan lingkungan, Bob Soelaiman Effendi mengungkapkan bahwa Indonesia bakal menghadapi krisis energi. Menurut dia, cadangan energi nasional baik minyak, gas maupun batu bara di Indonesia akan habis pada tahun 2040.
Prediksi itu merupakan data hasil penelitian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), pendapat para pakar dan hasil analisisnya. "Total fosil di negara kita habis di 2040,” katanya di kompleks Gedung Kaltim Post, Jalan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (5/10).
BACA JUGA: Teng Teng Teng, Irman Vs KPK Dimulai 18 Oktober di PN Jaksel
Menurutnya, 75 persen sumber energi listrik berasal dari batu bara dan migas. Karenanya ketika cadangan migas dan batu bara habis, pasokan listrik pun terancam.
“Selanjutnya apa? Bisa-bisa anak cucu kita nanti akan lebih melarat dari pada sekarang karena tidak ada listrik," tuturnya.
BACA JUGA: KPK Perpanjang Penahanan Pasutri Penyuap Irman Gusman
Jika tidak ada solusi untuk menghadapi masalah krisis energi itu, kata Bob, pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi net importir bahan bakar fosil. Artinya, jumlah konsumsi energi dalam negeri akan lebih banyak dibandingkan produksinya.
Karenanya, ia mendorong pemerintah segera mengeluarkan regulasi untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir. Lebih tepatnya tenaga nuklir berbahan baku thorium.
BACA JUGA: Catat, Sudah 2 Kali Istri Irman Gusman Mangkir dari Panggilan KPK
Langkah itu merupakan solusi alternatif yang bisa digunakan Indonesia dalam menghadapi krisis energi di masa depan seiring semakin habisnya batu bara, gas dan minyak bumi. Selain itu, ia mengklaim nuklir sebagai sumber tenaga listrik yang paling aman di dunia.
Memang, kata Bob, pernah terjadi tiga kecelakaan reaktor nuklir di dunia. Tetapi itu tidak sebanding dengan kecelakaan yang diakibatkan teknologi fosil.
Buktinya, jumlah kematian akibat nuklir yang lebih kecil dibandingkan pemanfaatan energi fosil berupa batu bara, gas dan minyak bumi.
"Jumlah korban yang meninggal karena disebabkan energi fosil mencapai 3.470.876 orang per tahun. Sementara untuk nuklir selama ini hanya 10.104 per tahun," pungkas pria yang pernah dipercaya memimpin panitia Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2014 itu.(uya/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Tambah Masa Penahanan untuk Pasutri Penyuap Irman
Redaktur : Tim Redaksi