jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universias Indonesia, Muhammad Budyatna menilai isu tentang pindahnya mantan Ketua Umum PAN, Hatta Radjasa ke Partai Demokrat (PD) bukan hal baru.
Hatta menurut Budyatna sudah jadi keluarga besar PD yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sejak PD tidak mengusung calon wakil presidennya pada pemilu 2014 dan memilih mendukung Hatta berpasangan dengan Prabowo.
BACA JUGA: Antisipasi Ricuh, Ratusan Polisi Kawal Sidang Putusan Sengketa Golkar
"Hatta sudah jadi keluarga besar PD, sejak SBY sebagai ketum lebih memilih untuk mengusung Hatta sebagai cawapres Prabowo pada pemilu lalu, ketimbang mengajukan kader sendiri untuk menjadi cawapres. Sejak itu Hatta sebenarnya sudah bergabung dalam PD," kata Budyatna kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/5).
Dengan fakta itu lanjut Budyatna, tak salah jika banyak orang menduga posisi Sekjen PD yang sebelumnya dipegang oleh putra SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono akan jatuh ke tangan Hatta, yang juga mertua Ibas.
BACA JUGA: Pemerintah Klaim Penerbitan PP untuk Honorer K2 jadi CPNS Kini Lebih Cepat
"Jadi saya rasa mungkin saja Hatta akan jadi Sekjen PD karena Hatta sudah tersingkir dari PAN pasca kongres PAN di Bali lalu," tegasnya.
Ditanyakan, bukankah dengan begitu SBY melanggar komitmennya tidak memasukkan anggota keluarganya di pengurus PD? Budyatna mengatakan bahwa selama ini banyak anggota keluarga SBY jadi pengurus PD dan menepati posisi strategis.
BACA JUGA: Wah...Fasilitas untuk PNS Bakal Ditambah
"Kita lihat di KLB Bali, SBY menegaskan hanya mau menjadi ketum PD dengan syarat hanya maksimal hingga tahun 2015 atau 6 bulan pasca pilpres. Tapi nyatanya dengan berbagai dalih, dia kembali jadi Ketua Umum PD. Jadi omongan SBY itu tidak perlu ditanggapi serius lah, dia mau melakukan apapun di Demokrat semua pasti akan setuju. Memangnya siapa yang berani melawan kalau SBY menunjuk Hatta jadi Sekjen? Paling yang berani menentang Gede Pasek Suardika," pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Uang Pengganti Rp 13,1 Triliun Masih di Tangan Koruptor
Redaktur : Tim Redaksi