Pemerintah Australia mengumumkan pihaknya akan menerima 12.000 pengungsi tambahan yang menjadi korban konflik di Suriah dan Irak.

Mereka yang diterima bisa mengurus izin tinggal permanen di Australia.

BACA JUGA: Kota Adelaide Tersangkut Kasus Korupsi Politisi Malaysia

Tapi siapa saja yang akan datang, kapan mereka sampai dan apakah Australia siap menerima pengungsi baru?


Pemerintah Australia berharap, gelombang pertama pengungsi akan datang sebelum Natal tiba. (Foto: Reuters, Marko Djurica)

BACA JUGA: Australia Perluas Aplikasi Teknologi Deteksi Wajah

Siapa yang boleh tinggal?

Ini adalah penerimaan satu kali dari 12.000 pengungsi yang terdampak konflik di Suriah dan Irak.

BACA JUGA: Tekanan Darah Tinggi Bisa Disebabkan Kekebalan Tubuh Berlebih

Kuota tambahan ini di luar jatah 13.750 orang yang telah dianggarkan tahun keuangan 2015.

Pengungsi perempuan, anak-anak dan keluarga akan diprioritaskan dari kamp Yordania, Lebanon dan Turki. Pria lajang dinilai mampu menjaga diri mereka sendiri.

Akan ada fokus khusus pada pengungsi dari kelompok minoritas yang teraniaya.

Pengungsi anak-anak tanpa pendamping memberi tugas yang sangat sulit dalam segi identifikasi dan pemukiman kembali karena pemerintah harus menjadi wali mereka.

Berapa orang yang menjadi pengungsi?

Ada 630.000 warga Suriah di Yordania yang telah terdaftar di data UNHCR.

Ada 81.000 orang yang terdaftar di kamp pengungsi Zaatari. Situasi di Lebanon dan Turki kurang tertata baik.

Syarat apa yang harus dipenuhi untuk bisa berstatus pengungsi?

Pelamar akan menjalani pemeriksaan identitas, kesehatan, karakter serta keamanan. Pemeriksaan identitas akan mencakup pengambilan data biometrik.

Mereka yang terpilih harus menyelesaikan pernyataan nilai-nilai Australia yang berisi janji setia kepada hukum nasional.

Setelah mereka telah terpilih, akan ada pemeriksaan kesehatan akhir oleh salah satu panel dokter dari Kantor Internasional Migrasi dan penilaian keamanan akhir.

Tak ada persyaratan bahasa Inggris dan pelamar bisa diperiksa di kamp pengungsi atau melalui konferensi video.

Para pengungsi akan diberi visa permanen dan akan datang ke Australia dengan penerbangan komersil.

Kapan pengungsi pertama akan mulai berdatangan?

Diperkirakan, kelompok pertama pengungsi akan tiba sebelum Natal, tapi Departemen Imigrasi Australia sudah memiliki beban kasus yang cukup, yang meliputi 13.750 orang dari program yang sudah ada dan 30.000 pencari suaka yang berusaha untuk masuk Australia dengan perahu.

Perdana Menteri Tony Abbott belum menyediakan jadwal yang pasti namun mengatakan, ia ingin kedatangan pengungsi segera dilaksanakan.

Apakah otoritas Australia siap?

Departemen Imigrasi Australia memiliki kantor regional di Dubai dan kantor di Amman.

Pejabat lainnya akan segera dikirim dari Australia dan gelombang kedua dikirim dalam sebulan ke depan.

Imigrasi telah menjalin kontak intens dengan UNHCR dan memiliki pengetahuan yang baik tentang sistemnya.

Bisakah seseorang mensponsori keluarganya untuk mendapat status pengungsi?

Seorang pengungsi yang sudah ada di Australia tak bisa mensponsori anggota keluarganya di bawah program ini, tapi penduduk tetap bisa menggunakan program reuni keluarga yang sudah ada untuk mencoba dan membawa keluarganya ke Australia.

Berapa biaya yang dihabiskan untuk mendatangkan 12.000 pengungsi?

Perkiraan ‘konservatif’ dari biaya ini akan mencapai 700 juta dolar (atau setara Rp 7 triliun) melampaui anggaran tahun depan.

Tak ada sistem kuota bagi negara-negara bagian untuk berbagi beban dan di mana para pengungsi akhirnya menetap belum juga diputuskan atau dibagi, tetapi Departemen Sosial memiliki ide untuk menempatkan mereka di tengah masyarakat.

Mengapa dibutuhkan dana ekstra senilai Rp 440 miliar untuk bantuan?

Yang diminta UNHCR adalah uang. Dana senilai 44 juta dolar (atau setara Rp 440 miliar) akan membantu menolong 240.000 orang untuk bertahan di musim dingin dan melewati tahun depan.

Uang tersebut berasal dari dana darurat dalam anggaran Bantuan Pembangunan Luar Negeri milik Departemen Luar Negeri Australia, yang digunakan untuk merespon situasi darurat seperti tsunami dan gempa bumi.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Selamatkan Keluarga ke Australia, Pria Suriah Harus Bayar Rp 400 Juta

Berita Terkait