Siapa yang Bisa Awasi TKA Ilegal? Imigrasi Saja Kelabakan

Senin, 19 Desember 2016 – 16:19 WIB
Paspor. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA-- Kebijakan bebas visa untuk menarik wisatawan mancanegara (wisman) disinyalir menjadi pemicu masuknya tenaga kerja asing (TKA) ilegal.

Salah satunya dari Tiongkok, yang belakangan banyak ditemukan di berbagai daerah.

BACA JUGA: Besok, Ahmad Dhani dan Buni Yani Diperiksa Polisi

Ketua Komisi IX DPR Dede Macan Yusuf mengakui masalah ini menjadi persoalan serius dan pernah dibahas dalam panitia Kerja (Panja) TKA DPR, yang salah satu rekomendasinya meminta kebijakan bebas visa dievaluasi oleh pemerintah.

Kemudian, panja merekomendasikan dibentuknya satuan tugas (satgas) pengawasan TKA yang terdiri dari imigrasi, polisi, TNI, Bakamla dan kemen pariwisata.

BACA JUGA: Pesta Tahun Baru Denfes 2016 Targetkan 50 Ribu Wisatawan

Sebab, persoalan ini muncul karena sumber daya manusia (SDM) di ditjen imigrasi terbatas.

Di sisi lain, Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Hanif Dakhiri saat penjelasan di panja TKA menyebutkan hanya bertanggungjawab pada TKA yang terdaftar di instansinya.

BACA JUGA: Fatwa MUI: Atribut Natal Barang Haram

"Menaker selalu mengatakan domain dia hanya pekerja yang terdaftar, yang tanpa izin bisa dideportasi. Permasalahannya yang ngawasi siapa di daerah. Saya kemarin bertemu Pak Dirjen Imigrasi, Pak Ronny Sompie, beliau juga mengatakan lebakan dengan adanya bebas visa," ujar Dede melalui sambungan telepon, Senin (19/12).

Kebijakan bebas visa menurut politikus Demokrat ini, membuat Indonesia diserbu warga negara asing dari ratusan negara.
Untuk mengawasi, pihak imigrasi tidak memiliki SDM yang banyak, untuk mengecek apakah WNA tersebut benar-benar hanya menjadi turis.

Dari data kemnaker, lanjut Kang Dede, TKA yang mendaftar resmi itu hanya 70 ribu lebih, sekitar 40 persen berasal dari Tiongkok. Namun realitas di lapangan menurutnya ada jumlah yang lebih besar.

"Realitasnya, yang didaftarkan segitu, yang masuk lebih banyak. Ini yang terjadi dengan umumnya investasi Tiongkok, di negara-negara lain seperti itu juga. Mereka melakukan invasi. Invasinya tidak resmi. Yang resmi ada, mungkin hanya 10 persen dari realitas," jelasnya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolri: Kita Tidak Boleh Kalah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler