Siapkan Gempuran Besar untuk Habisi Abu Sayyaf

Kamis, 28 April 2016 – 07:57 WIB
Ilustrasi Foto: AFP

jpnn.com - MANILA – Presiden Filipina Benigno Aquino III alias Noynoy meradang, menyikapi kekejian kelompok militan Abu Sayyaf yang mengeksekusi sandera asal Kanada, John Ridsdel.

Kemarin (27/4) pemimpin 56 tahun tersebut menjanjikan aksi militer besar-besaran untuk melibas kelompok militan yang bersarang di Kota Jolo, Provinsi Sulu, itu.

BACA JUGA: Abu Sayyaf Mau Menculik Manny Pacquiao

Dalam pernyataan resminya, Noynoy menuturkan bahwa aksi militer menjadi cara paling ampuh untuk menetralkan alias membasmi Abu Sayyaf.

 ”Jelas akan jatuh korban jiwa. Tapi, itu yang harus kita lakukan untuk menghentikan aksi kriminal ASG (kelompok Abu Sayyaf, Red),” tandas presiden yang masih berstatus lajang tersebut. Namun, Noynoy tidak menuliskan kapan aksi militer itu diluncurkan.

BACA JUGA: Anggota ISIS Ditangkap, Ditikam dan Dibantai Sipil karena Wanita

Selain Ridsdel yang kepalanya dilemparkan ke halaman Balai Kota Jolo sekitar lima jam setelah tenggat penebusan berakhir, Abu Sayyaf masih punya sekitar 20 sandera. Mereka berasal dari Indonesia, Malaysia, Jepang, Kanada, Belanda, dan Norwegia. Kepada para sandera itu pun, Abu Sayyaf telah menetapkan batas waktu pembayaran uang tebusan. 

”Aksi pembunuhan ini adalah teror bagi seluruh warga Filipina. Abu Sayyaf pikir bisa membuat kita semua gentar dengan cara ini. Tapi sebaliknya, kita malah semakin mantap untuk menegakkan hukum dan keadilan atas mereka,” lanjut Noynoy. 

BACA JUGA: Ternyata, Hal ini yang buat Obama Tak Serang Korut

Saat ini aksi militer menjadi opsi mendesak yang harus segera dilancarkan untuk menghentikan kekejian Abu Sayyaf. 

Dalam pernyataan tertulisnya, Noynoy mengatakan bahwa pemerintah Filipina sudah beberapa kali menawarkan perdamaian. Bukan hanya kepada Abu Sayyaf, pemerintahan Noynoy juga selalu terbuka untuk berdialog damai dengan kelompok-kelompok militan Filipina lainnya. 

”Kita berdamai dengan mereka yang memang menginginkannya. Tapi, kita akan membasmi mereka yang memilih jalur kekerasan,” lanjutnya. 

Belum lama ini Abu Sayyaf mengikrarkan kesetiaan kepada militan Negara Islam Iraq dan Syria alias ISIS. Sejak saat itu aksi penculikan yang menjadi ciri khas mereka semakin sering terjadi. Setelah menculik dan menyandera korban, Abu Sayyaf selalu meminta tebusan. 

Dari uang tebusan itulah mereka mendanai aksi teror mereka. Karena itu, pemerintah Filipina selalu mengimbau negara sandera untuk tidak memberikan tebusan.  (AFP/Reuters/hep/mia/c9/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Yos Yakin 10 WNI Sehat, tapi yang Empat...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler