Siapkan Recovery Plan, BCA Terbitkan Obligasi Rp 500 Miliar

Rabu, 16 Mei 2018 – 10:42 WIB
Ilustrasi ATM BCA. Foto: Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyiapkan recovery plan yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No 14/2017 untuk bank-bank sistemik.

Caranya dengan menerbitkan obligasi subordinasi berkelanjutan I tahap pertama sebesar Rp 500 miliar.

BACA JUGA: Pelindo IV Terbitkan Obligasi Rp 5 Triliun

Obligasi itu merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan pertama dengan total dana yang akan diterbitkan Rp 1 triliun.

Wakil Direktur Utama BCA Eugene Keith Galbraith menyatakan, penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk mendorong penyaluran kredit.

BACA JUGA: Laba Bersih Waskita Karya Rp 1,5 Triliun, BCA Rp 5,5 Triliun

Pada kuartal pertama lalu, BCA mencatat pertumbuhan kredit 15 persen.

’’Obligasi ini juga untuk meningkatkan permodalan dan struktur dana jangka panjang,’’ kata Eugene saat public expose di Jakarta, Selasa (15/5).

BACA JUGA: 6 Trik Jaga Kerahasiaan Data Perbankan Anda

Penerbitan obligasi tersebut bisa menjadi alternatif investasi bagi nasabah dan investor.

BCA menawarkan tiga tenor, yakni tujuh, sepuluh, dan 12 tahun. Sementara itu, kupon obligasinya terbagi atas tiga kelas.

Antara lain, serie A sebesar 7,5–8,25 persen; serie B 7,75–8,5 persen; dan serie C 8–8,75 persen.

Masa penawaran awal atau book building obligasi subordinasi dimulai pada 15–30 Mei 2018.

Hasil penerbitan kemudian harus menunggu keterangan resmi penerbitan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Juni 2018.

Pada 4 Juli 2018, obligasi subordinasi itu diharapkan bisa tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah memberikan rating idAA untuk obligasi BCA.

Kondisi permodalan dan likuiditas BCA cukup bagus. Modal inti tier 1 berkontribusi 96 persen dari total modal BCA.

Direktur BCA Sekuritas Imelda Aris Munandar selaku penjamin emisi menambahkan bahwa perseroan mengincar investor dari kalangan dana pensiun, asuransi, dan nasabah individu untuk menyerap obligasi tersebut.

’’Kalau perbankan tidak diizinkan untuk investasi di sini karena tenor tujuh tahun terlalu panjang untuk mereka. Kalau stand by buyer (pembeli siaga), kami tidak ada, tapi kami yakin akan laku,’’ kata Imelda. (rin/c15/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BCA Jaga Rasio Kredit Macet 1,5 Persen


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BCA   obligasi  

Terpopuler