jpnn.com, JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY) atau Ibas menyampaikan ada empat isu prioritas utama yang perlu diselesaikan dalam sidang umum ke-44 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).
Hal itu disampaikan Ibas di sela-sela menghadiri opening ceremony sidang AIPA oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Fairmont Hotel, Jakarta pada Senin (7/8).
BACA JUGA: Sidang AIPA Dibuka Jokowi, Putu Rudana BKSAP Beberkan Isu Penting Ini
Ketua Fraksi Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY) bersama Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana saat menyalami peserta sidang AIPA. Foto: Fraksi Demokrat
Ibas mengajak seluruh anggota parlemen ASEAN untuk bersama memperjuangkan sikap saling memahami, kerja sama, dan hubungan yang dekat antaranggota parlemen negara-negara di Asia Tenggara.
BACA JUGA: Reza Indragiri: Bayangkan Jika Rocky Gerung dan Jokowi Duduk Bersama
"Melalui kerja sama yang erat, baik dalam bentuk government-to-government maupun people-to-people ini, tentunya kita akan mampu untuk merespons berbagai permasalahan dan tantangan di tingkat regional ASEAN maupun di tingkat global dengan baik,” kata Ibas dikutip dari siaran pers.
Dia pun menyebut ada empat isu prioritas utama yang perlu diselesaikan dalam Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta. Pertama, meningkatkan usaha, membuka diskusi dan merumuskan persetujuan untuk mempertahankan stabilitas, keamanan, dan perdamaian di tingkat regional ASEAN.
BACA JUGA: Mayor Dedi Hasibuan Bawa Prajurit ke Polrestabes Medan, Ini Reaksi Polda Sumut & Kodam I/BB
Kedua, percepatan transisi ekonomi hijau yang tumbuh dengan pesat sembari menjaga jejak karbon (carbon footprint) yang rendah.
Berikutnya, pentingnya penguatan keterlibatan generasi muda dalam mendorong pembangunan yang inklusif, mempercepat transformasi ekonomi, dan meningkatkan partisipasi demokratisasi.
“Isu keempat adalah pentingnya peningkatan ketahanan ASEAN dalam menghadapi goncangan sosial (social resilience) melalui kepemimpinan dan parlementer yang peka terhadap permasalahan ketimpangan gender,” tuturnya.
Bicara stabilitas kawasan, Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI itu juga berpendapat bahwa stabilitas geopolitik merupakan kunci dari kerja sama regional yang efektif yang perlu menjadi fondasi dalam diplomasi regional dan global.
"Oleh karena itu, negara-negara anggota ASEAN harus bekerja sama. Saling bahu-membahu demi mempercepat resolusi berbagai sengketa yang terjadi di kawasan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Desk Kerja sama Regional BKSAP DPR RI Putu Supadma Rudana mengatakan bahwa AIPA harus menjadi satu penarik dari berbagai kekuatan global.
"AIPA harus mempunyai ASEAN Parlemen untuk memperkuat kepentingan ASEAN secara parlementer," kata legislator asal Bali itu.
Dia mendorong agar gagasan itu segera terealisasi agar terciptanya hubungan yang erat dan solid. ASEAN yang dulunya tidak dilirik sekarang menjadi daya tarik karena meningkatnya persaingan antara kekuatan besar.
"Dengan segala kepentingan dan potensinya, mari kita kawal bersama ASEAN unity dan centrality," ucap Putu Rudana.
Selain itu, dia menyebut ASEAN memerlukan dukungan dari parlemen negara observer dalam menciptakan Kawasan Asia Tenggara yang damai, stabil, adil, dan sejahtera.
Putu berharap hubungan persahabatan antarnegara ASEAN dan negara observer dapat membuka kesempatan memperluas kerja sama untuk memajukan solidaritas, saling pengertian.
"Selain itu diperlukan kerja sama untuk melakukan penukaran dan penyebaran informasi serta koordinasi, interaksi, dan konsultasi dalam rangka memberikan kontribusi parlemen terhadap integrasi ASEAN," ucapnya.(fat/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam