Signifikansi Manajemen Pendidikan

Oleh Odemus Bei Witono, Direktur Perkumpulan Strada dan Pemerhati Pendidikan

Senin, 27 Februari 2023 – 12:15 WIB
Direktur Perkumpulan Strada dan Pemerhati Pendidikan Odemus Bei Witono. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com - Manajemen merupakan istilah teknis yang berasal dari kata Latin, manus yang berarti tangan.

Tangan secara semiotik dan semantik sebagai tanda sekaligus makna yang berarti cara seseorang dalam mengatur dan mengelola sesuatu dari yang tidak jelas wujudnya menjadi berbentuk sesuatu yang diharapkan.

BACA JUGA: Ulah Oknum Guru Cabul Ini Mencoreng Institusi Pendidikan, Parah

Organisasi dalam gagasan teori klasik diuraikan ahli seperti Weber, Fayol, Taylor, Mooney, Reilly, Gulick, dan Urwick merupakan aktivitas sistemik yang berlangsung secara formal.

Organisasi dipandang sebagai sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan di bawah kewenangan, dan kepemimpinan.

BACA JUGA: Lewat Rakornas, Dewan Da’wah Mengukuhkan Diri sebagai Organisasi Dakwah & Pendidikan

Lembaga pendidikan merupakan salah satu bentuk organisasi formal. Dalam organisasi dibutuhkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang utuh dalam menjawab kebutuhan tata kelola lembaga.

Pengurus yayasan atau dinas pendidikan, perlu menyiapkan kader-kader pemimpin di level eksekutif, yang secara organisasional menjadi pelaksana harian yang mengatur jalannya roda organisasi dalam satuan pendidikan.

BACA JUGA: Masyarakat Plural Sebuah Kenyataan

Sekolah dengan kepemimpinan berkualitas berdampak positif bagi perkembangan lembaga, dan dapat meningkatkan trust, atau rasa percaya pelanggan atau orang tua murid dalam menitipkan anak mereka belajar formal di tempat tersebut.

Dalam realitas, mengelola suatu lembaga atau organisasi bagi banyak orang bukan perkara mudah.

Steve Jobs (2022), pernah mengatakan, bahwa gagasan manajemen itu terkait perihal membujuk orang untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan, sedangkan kepemimpinan adalah tentang menginspirasi orang untuk melakukan hal-hal yang tidak pernah mereka pikirkan.

Melakukan yang tidak diinginkan dan belum ada sebelumnya merupakan tantangan sekaligus terobosan yang perlu dibuat guna memperbaiki kualitas lembaga pendidikan. Tentu saja dalam praksis dibutuhkan mental kuat, dan kecerdasan unsur pimpinan dalam menginspirasi siapa saja yang terlibat memajukan lembaga pendidikan.

Segala hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan potensial terjadi, jika pimpinan berkehendak kuat melakukan reformasi lembaga.

Oleh karenanya, manajemen berkualitas membutuhkan unsur kepemimpinan yang kuat.

Pemimpin dalam organisasi ibarat dirigen yang mengorkestrasi kelompok pemusik melantunkan melodi yang indah.

Manajer lembaga pendidikan, dalam aneka pengalaman merupakan seniman yang mampu mengubah banyak hal yang tadinya kurang berharga menjadi bernilai, dan bermakna. Seni di tangan manajer yang paham estetika melihat realitas baru sebagai sesuatu yang indah.

Keindahan menurut filsuf Martin Heidegger (1889-1976) mengungkapkan kebenaran yang terselubung.

Seperti lukisan karya Vincent W. van Gogh (1853-1890) sepasang sepatu seorang petani, indah dan mengungkapkan eksistensi petani, yang berjuang secara gigih di ladang atau kebun guna menghidupi keluarga.

Sepatu petani dalam lukisan, nampak fisik kelihatan “kumuh” dan murah, tetapi benda itu mempunyai nilai intrinsik menjadi amat berharga.

Van Gogh telah mengangkat lukisan sepasang sepatu petani tersebut menjadi barang atau benda yang sangat tinggi nilainya.

Gagasan manajemen, seperti yang dilukiskan Van Gogh, mengangkat yang kelihatan kurang berharga menjadi bernilai. Lewat pendekatan manajerial, seseorang dalam tim dapat mengorganisir suatu organisasi mencapai visi, dan misi bersama.

Organisasi kecil kalau memiliki tata kelola manajerial yang baik dan berkualitas akan membentuk struktur dan kultur yang kondusif bagi perkembangan lembaga.

Dalam analisis Everard, Morris, dan Wilson (2004) dibutuhkan peningkatan efektivitas manajemen dalam mengelola suatu lembaga pendidikan.

Oleh karenanya, perkembangan pengelolaan sekolah perlu dievaluasi, dari baik, menjadi lebih baik, dan akhirnya mampu memberikan pelayanan terbaik.

Manajemen pendidikan dalam organisasi tidak harus mengelola lembaga dengan modal besar.

Kegiatan manajerial dapat dimulai melalui perangkat yang amat sederhana, misalnya bangunan sekolah yang kecil, dan bahkan terkesan kumuh.

Siapa sangka, melalui sejarah, tradisi, dan tata kelola yang baik, sekolah yang tadinya kecil dan biasa-biasa saja menjadi luar biasa.

Sekolah atau kampus besar ternama di dunia dimulai dari tumpukan batu yang tersusun, atau bilik-bilik kayu yang sederhana. Akan tetapi berkat pengelolaan yang benar, cepat lambat, namun pasti bangunan pendidikan, pedagogi, dan fisik bertumbuh menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Dengan demikian, tidak ada kata terlambat untuk memulai. Perbaikan sistem manajerial sekolah berarti memperbaharui struktur, dan kultur lembaga yang di nilai kurang baik, dan mengembangkan aneka peluang, dan potensi yang ada.

Reformasi atau pembaharuan kembali dapat dimulai dari membangun idealisme visi yang mencerminkan identitas dan citra lembaga.

Para pendiri lembaga umumnya mempunyai imajinasi fantasi kuat melihat masa depan. Mereka berpikir beyond, melampaui kebanyakan orang. Gagasan leadership pendiri kuat dari sisi kepioniran guna memulai suatu projek rintisan. Banyak penataan manajerial awal yang ditemukan berkembang seiring dengan perjalanan waktu.

Persoalan tata kelola biasanya mengalami kesulitan yang berarti saat tongkat estafet kepemimpinan dilanjutkan.

Visi awal bisa berganti saat tidak ada sosialisasi atas legasi yang diturunkan. Dimensi historis lembaga perlu dibuat guna melihat pertumbuhan lembaga.

Visi pendiri bukan “barang sakral”, tetapi tetap bisa dievaluasi kembali berdasarkan konteks yang ada. Pemaknaan baru kendati berubah, tidak menghilangkan esensi maksud baik mengapa lembaga tersebut itu didirikan.

Sebagai catatan akhir, manajemen pendidikan dalam mengelola sekolah sungguh signifikan dan dibutuhkan. Pengurus yayasan atau dinas pendidikan bersama kepala sekolah, dan guru perlu menata lembaga secara baik.

Pengelolaan sekolah merupakan tanggung jawab pimpinan dalam mengorkestrasi dinamika aktivitas yang terjadi di lingkungan sekolah.

Sekolah yang berkualitas mengandaikan sistem pengendali yang ada di dalam dapat berfungsi dan berjalan baik.

Semoga sekolah-sekolah di Indonesia dapat dikelola melalui manajemen pendidikan yang berkualitas.(***) 

 

*) Odemus Bei Witono, Direktur Perkumpulan Strada dan Pemerhati Pendidikan


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler