JAKARTA - Anggota Komisi III dari Fraksi Gerindra, Desmond J Mahesa menilai, aksi pernyataan sikap 8.000 jaksa yang menghendaki Jaksa Agung berasal dari internal Kejaksaan, merupakan bentuk ketakutanGerakan itu pula memperkuat dugaan adanya ketidakberesan diinternal kejaksaan.
"Ini memperkuat kesan ada persoalan internal karena seolah-olah orang luar tidak boleh masuk, berarti sistim di Kejagung belum bagus," kata Desmond di Jakarta, Jumat (17/9).
Desmond juga menilai gerakan yang dilakukan Persatuan Jaksa Indonesia (PJI) merupakan bagian dari gerakan politik
BACA JUGA: Chris Kanter Klaim Dukungan Wilayah Timur
Kata dia, aksi itu tidak wajar dilakukan para korps adhyaksa karena kejaksaan merupakan institusi pemerintahBACA JUGA: Pemberkasan Molor, Penahanan Ariel Diperpanjang
Saya nggak yakin kalau itu gerakan spontan," ujarnyaSementara itu, Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan Jaksa Agung yang berasal dari luar atau dalam kejaksaan tidak usah dipesoalkan
BACA JUGA: 26 Tersangka Suap Pemilihan DGS Bank Indonesia Dicekal
Kata dia, yang terpenting Jaksa Agung yang akan menggantikan Hendarman Supandji punya komitmen menegakkan hukum secara profesional dan mencurahkan waktunya memperbaikan kinerja Kejagung"Jadi tidak usah ada dikotomi orang luar dan orang dalam, yang penting mencurahkan waktunya demi memperbaiki kinerja Kejagung," tuturnya.Hanya saja, kata mantan Sekjen DPP Partai Demokrat, Jaksa Agung lebih baik diisi orang internal Kejaksaan sendiriAlasannya, jika ditempati pejabat karir tidak perlu lagi melakukan adaptasi karena kondisi Kejagung sudah diketahui.
Hal ini akan berbeda halnya dengan orang luar KejaksaanLanjut Marzuki, bila dijabat orang luar maka butuh waktu panjang untuk menyesuaikan diri"Bagaimana mempelajari organisasi Kejagung, mempelajari orang-orang di kejagung, mempelajari track recordPanjang sekali prosesnya," jelasnya(awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rangkul Tiongkok demi Kembangkan BLK
Redaktur : Tim Redaksi