Rangkul Tiongkok demi Kembangkan BLK

Jumat, 17 September 2010 – 07:33 WIB

JAKARTA -- Pemerintah terus berupaya menjalin kerja sama bilateral lebih erat dengan TiongkokSalah satu program yang diharapkan dapat dukungan Tiongkok adalah pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk mengatasi tingginya pengangguran di tanah air.

"Ini upaya pemerintah mendukung peningkatan keterampilan dan produktivitas sumberdaya manusia agar memaksimalkan pertumbuhan kesempatan kerja dan pembangunan," ujar Menakertrans Muhaimin Iskandar saat dihubungi kemarin (16/7)

BACA JUGA: Rizieq: Ini Perkelahian, Bukan Penghadangan



Saat ini, Muhaimin berada di Beijing, Tiongkok untuk menghadiri pertemuan Ke-5 Menteri Sumber Daya Manusia APEC
Pertemuan itu dihadiri para menteri  negara-negara anggota APEC (kerja sama ekonomi Asia Pasifik) yang bertanggung jawab dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Upaya menjalin kerja sama dengan Tiongkok adalah terobosan baru demi mendukung semangat wirausaha nasional

BACA JUGA: SBY Semakin Seriusi Pindah Ibu Kota

Per Februari 2010, terdapat total 116 juta angkatan kerja
Jumlah angkatan kerja itu naik 2,17 juta dibanding Agustus 2009

BACA JUGA: Kasus Bekasi Potensi Menjalar ke Depok

Sedangkan jumlah pengangguran pada 2010 mencapai 8,59 juta orang atau turun 666 ribu orang dibandingkan Februari 2009 yang mencapai 9,26 juta orang.

Dari 107,4 juta orang yang telah bekerja, sektor pertanian mendominasi (42,83 juta)Disusul sektor perdagangan 22,21 juta dan jasa kemasyarakatan  15,62 juta"Artinya, potensi untuk berwirausaha sebagai output BLK sangat tinggi," kata Muhaimin.

Salah satu upaya nyata adalah memprioritaskan program-program pelatihan berbasis kompetensi  di BLKItu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi pencari kerja yang umumnya kaum muda agar dapat memasuki pasar kerja.

Muhaimin menuturkan, pelatihan di BLK terbukti efektif meningkatkan keterampilan dan kompetensi pencari kerjaBahkan, rata-rata 85-90 persen lulusan BLK diserap pasar"Program pelatihan memang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan industri," terangnya.

Staf khusus Menakertrans Faisol Riza menyebut, di beberapa negara APEC yang ekonomi telah maju pendidikan dan pelatihan kejuruan digarap serius dan konsistenTujuannya, mengantisipasi pertumbuhan ke arah pasar global"Pemerintah negara-negara berkembang harus ikut belajar, mencermati  dan memrioritaskan pendidikan dan pelatihan kejuruan," kata Faisol.

Saat ini  di Indonesia terdapat 11 BLK UPTP (Unit Pelaksana Teknis Pusat) milik Kemenakertrans dan menjadi center of excellenceSelain itu, lanjut dia, terdapat 208 BLK Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang dikelola pemerintah daerah di seluruh IndonesiaHanya, kondisinya masih perlu diperbaiki"Kita berharap bisa belajar dari negara lain yang lebih maju untuk meningkatkan kinerja BLK kita," pungkasnya(zul/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengacara Ismeth Abdullah Sentil KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler