JAKARTA - Sejumlah politisi PDI Perjuangan di DPR RI menyatakan penolakannya atas rencana pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun penolakan itu masih disangsikan oleh pengamat politik Ray Rangkuti.
Menurut Ray, sebagai pemimpin gerbong Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tidak sewajarnya PDIP akan bersikap sebagai oposisi dari pemerintahan Jokowi ini.
“Saya kurang yakin mereka para politisi PDIP akan berbeda pendapat sampai rapat paripurna nanti,” kata Ray kepada INDOPOS (Grup JPNN) di Jakarta, kemarin (5/11).
Seperti diketahui, di pekan ini tiga politisi PDIP, Effendi Simbolon, Maruarar Sirait, dan Rieke Diah Pitaloka dengan keras menyatakan penolakannya atas rencana pencabutan subsidi BBM oleh pemerintahan Jokowi-JK.
BACA JUGA: Romi Diyakini Mampu Gaet Suara Nahdliyin
Mereka menyatakan masih ada alternatif yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk menutupi defisit keuangan negara.
Menurut Ray, pernyataan yang dilontarkan oleh ketiga politisi itu lebih terkesan pendapat pribadi sebagai anggota dewan. Bahkan, ia pun tidak menafikan adanya rumor bahwa ucapan ketiga politisi itu akibat kekecewaannya karena tidak dipilih jadi menteri oleh Jokowi-JK.
“Mungkin ada unsur kekecewaan itu. Tapi juga karena memang PDIP belum mengumumkan sikap resmi. Jadi pendapat pribadi-pribadi masih dimungkinkan,” ujarnya.
Meski begitu, lanjut Ray, tidak sepantasnya jika sikap kritis ketiga kader PDIP ini karena dendam.
“Apalagi Maruarar yang dikenal sebagai pendukung tulus Jokowi, rasanya kurang pas mengambil sikap berbeda semata hanya karena sakit hati pada Jokowi yang tidak mengangkatnya sebagai menteri,” tuturnya. (dli)
BACA JUGA: Ini Fokus Kerja Menteri Siti Nurbaya
BACA JUGA: Moratorium CPNS Ditentang, Yuddy : Mungkin Mereka Belum Paham
BACA ARTIKEL LAINNYA... KIS Tidak untuk Guru Honorer
Redaktur : Tim Redaksi