jpnn.com, KOREA SELATAN - Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri menyampaikan sikapnya terhadap konflik Korea yang saat ini masih terus berlangsung. Bu Mega menyatakan akan menjadi bagian dari upaya untuk mewujudkan perdamaian di antara kedua negara bertetangga.
"Saya memilih bersama dengan rakyat Korea Selatan dan Korea Utara untuk terus mengupayakan perdamaian kedua negara. Saya pun selalu katakan, kalian sesungguhnya bersaudara, satu rumpun,” kata Bu Mega saat berbicara soal Demokrasi Pancasila dalam orasi ilmiahnya setelah menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang demokrasi ekonomi dari Mokpo National University, Korea Selatan, Kamis (16/11).
BACA JUGA: Orasi Ilmiah di Korsel, Bu Mega Dua Kali Terharu
Sikap tegas tersebut menjadi keputusan Bu Mega karena ajaran dari demokrasi pancasila. Menurutnya, Pancasila telah membimbingnya untuk terus menyuarakan perdamaian dunia, termasuk kaitannya dengan konflik Semenanjung Korea.
"Karena itu pula, saya tidak akan menyerah untuk terus terlibat dalam upaya mencari penyelesaian konflik antara Korea Selatan dan Korea Utara,” tegas Bu Mega dalam orasi ilmiah berjudul 'Demokrasi Pancasila: Sebuah Demokrasi Ekonomi dan Politik untuk Membangun Tatanan Baru Dunia’ di auditorium MNU.
BACA JUGA: Inilah Orasi Ilmiah Lengkap Bu Mega di Korsel!
Bu Mega menyatakan menentang pihak mana pun yang memanfaatkan situasi konflik Korsel dan Korut dengan memperuncing perseteruan.
"Saya menentang pihak mana pun, yang dengan berbagai dalih, lalu mengintervensi kedaulatan kedua negara,” katanya.
BACA JUGA: Korut Luncurkan Rudal ke Arah Jepang, Begini Sikap Indonesia
Bu Mega meyakini bahwa ada jalan keluar jika memilih jalan dan cara damai dalam menyelesaikan konflik dan sengketa. Yang harus disadari kata dia, apabila konflik Korea Selatan dan Korea Utara semakin mengeras dan sampai berujung pada peperangan, yang paling dirugikan dan menderita adalah rakyat Korea Selatan dan Korea Utara.
"Dalam perjuangan untuk perdamaian yang saya lakukan, saya selalu sisipkan doa bagi rakyat kedua negara. Semoga perang tidak akan pernah terjadi. Semoga perdamaian yang akan selalu terjadi.”
Dalam penganugerahan gelar kesarjanaan tersebut, Bu Mega ditemani oleh putra pertamanya, Mohammad Rizki Pratama, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kemaritiman, Rokhmin Dahuri, Dubes RI untuk Korsel, Umar Hadir dan sejumlah anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR, yakni Herman Hery, Daryatmo Mardyanto dan Nico Siahaan. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AS dan Jepang Latihan Gabungan, Tiongkok Sewot
Redaktur : Tim Redaksi