Menteri Pariwisata Australia, Richard Colbeck, mengatakan, xenophobia atau rasa takut pada orang asing bisa membahayakan ratusan juta dolar investasi asing yang dibutuhkan oleh negeri kanguru.

Senator Richard, yang juga asisten menteri perdagangan dan investasi, mengatakan, ia "prihatin secara signifikan" pada retorika negatif seputar penjualan peternakan Van Diemen’s Land di Tasmania kepada pembeli China, baru-baru ini - terutama mengingat raksasa susu itu selalu dimiliki pihak asing.

BACA JUGA: Tassievore, Menantang Warga Tasmania Mengkonsumsi Pangan Lokal

"Mengirim pesan negatif berdasarkan pada apa yang hanya bisa digambarkan sebagai xenophobia benar-benar mengkhawatirkan saya," aku sang Senator.

Senator Richard mengatakan, satu juta wisatawan China yang mengunjungi Australia setiap tahunnya membawa pulang pesan negatif itu ke negara asal mereka.

BACA JUGA: Filamen Jamur ini Disebut Sebagai Fosil Organisme Darat Tertua di Dunia

"Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan pada saya (oleh kepentingan luar negeri) adalah 'apakah Anda benar-benar serius tentang investasi asing karena retorika yang kami dengar di masyarakat menunjukkan sesuatu yang lain'," ceritanya.

Senator Richard mengatakan, investor besar dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mempertanyakan apakah Australia benar-benar menyambut modal asing.

BACA JUGA: Kenaikan Jumlah Turis Asing di Tasmania pada 2015 Terbesar di Australia

"Ketika Anda melihat orang-orang yang berinvestasi dalam jumlah sebesar 100 juta dolar (atau setara Rp 1 triliun) pada satu waktu, mereka melihat dengan seksama kemana uang mereka akan digunakan," sebutnya.

Ia menerangkan, "Jelas mereka ingin mendapatkan laba atas itu tetapi perbedaan-perbedaan yang halus (dalam sentimen) bisa menjadi penentu bagi mereka untuk berinvestasi di sini atau tempat-tempat lain dan demikianlah kemampuan kita untuk menumbuhkan perekonomian dalam cara yang dibatasi, tak dilihat sebagai tempat yang menjanjikan bagi investasi asing.”

"Kami akan perlu sesuatu senilai satu triliun dolar (atau setara Rp 2 kuadriliun) dalam investasi asing mulai sekarang hingga tahun 2050 [untuk menjadi kompetitif secara global]. Jadi kami seharusnya tak hanya menyambut investasi asing, tapi kami membutuhkannya," tambah Senator Richard.

Data menunjukkan bahwa 1.000 pekerjaan tercipta berkat tiap 1 miliar dolar (atau setara Rp 10 triliun) dana asing yang diinvetasikan di sini, katanya.

44 sen dari 1 dolar pengeluaran turis dihabiskan di pedalaman

Senator Richard mengatakan, jumlah turis China ke Australia naik 21 persen pada 2015 dan pengeluaran mereka meningkat 45 persen mencapai rekor 8,3 miliar dolar (atau setara Rp 8,3 triliun).

Secara keseluruhan, ada 6,9 juta turis asing ke Australia tahun lalu, 8% lebih tinggi dari tahun sebelumnya, menurut angka yang dirilis oleh lembaga Tourism Research Australia pada (2/3).

Total pengeluaran turis mencetak rekor kenaikan 18 persen sebesar 36,6 miliar dolar (atau setara Rp 366 triliun).

"Salah satu prioritas Pemerintah telah mendorong lebih banyak investasi dan kunjungan di wilayah pedalaman dan saya senang bahwa Survei Turis Internasional menunjukkan pertumbuhan yang kuat di bidang pariwisata daerah," kata Senator Richard di konferensi Biro Perekonomian Agrikultur dan Sumber Daya Australia (ABARE), Canberra.

"Sebanyak 44 sen dalam tiap satu dolar pariwisata sekarang dihabiskan di wilayah pedalaman dan wisata alam kami adalah aset kunci dengan kunjungan ke peternakan meningkat 14 persen dan kunjungan ke taman nasional atau negara bagian meningkat 13 persen,” tambahnya.

Ia mengutarakan, "Kunjungan ke perkebunan anggur meningkat besar-besaran sebanyak 37 persen, indikator kunci bahwa kampanye pemasaran yang ditargetkan lembaga Tourism Australia, yakni 'Restaurant Australia', berhasil dalam memasarkan kuliner dan minuman anggur kelas dunia kami kepada dunia.

"Sektor pendidikan internasional Australia yang kuat juga memiliki dampak yang besar pada turis. Total pengeluaran perjalanan yang dihabiskan para pengunjung sektor pendidikan meningkat sebesar 30% tahun ini menjadi 8,7 miliar dolar (atau setara Rp 87 triliun)," kemuka Senator Richard.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Penguin Peri Tersesat Masuk ke Pub di Hobart

Berita Terkait