jpnn.com - LOMBOK - Kapolda NTB Brigjen Pol Umar Septono mengakui penangkapan pembegal wisatawan yang dilakukan jajarannya, kurang begitu efektif.
Jenderal bintang satu ini menceritakan penangkapan residivis pelaku begal yang dilakukan polisi, beberapa waktu lalu. Kata dia, begal tersebut sempat berjanji langsung kepada dirinya untuk tidak mengulangi perbuatannya. Janji tersebut diperkuat dengan perkataan istrinya, bahwa suaminya tidak akan membegal.
BACA JUGA: 8 Perusahaan Ketahuan Pekerjakan Pegawai di Bawah Umur
”Malah sekarang ketangkap lagi. Saya tanya, kenapa begal lagi? Dijawab sama dia kalau perbuatannya itu untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya,” kata Umar dilansir Lombok Post (Jawa Pos Group).
Mendengar jawaban tersebut, Kapolda menilai, penangkapan yang dilakukan kepolisian terhadap pelaku begal, tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab di sisi lain, faktor ekonomi masyarakat tidak mampu dipenuhi.
BACA JUGA: Panas! PDIP Cs Tiba-Tiba Gulirkan Hak Angket
”Ini masalah perut, kebutuhan sehari-hari. Satu kita tangkap,kalau ada yang lapar tapi tidak mempunyai pekerjaan, mereka akan membegal lagi, karena akar permasalahannya itu tidak pernah tuntas,” ujar dia.
Menurut Umar, dana Corporate Social Responsibility (CSR) bisa dimanfaatkan untuk bidang pariwisata. Dana tersebut iarahkan untuk pelatihan, permodalan, atau membuat lapangan pekerjaan sehingga akar permasalahan pembegalan wisman bisa teratasi.
BACA JUGA: Belanja Pegawai Kok Lebih Tinggi di APBD
Kodim 1620/Lombok Tengah, Letkol Inf Is Abul Rasi menyayangkan sikap pemerintah desa dan dusun setempat di wilayah selatan, yang tidak bisa memutuskan mata rantai aksi begal. Akibatnya, kejahatan yang satu itu, seolah menjadi peristiwa biasa saja.
“Kalau mereka cuek saja dengan kasus kejahatan tersebut, maka percuma saja kepolisian dan TNI menggelar patroli,” kata Dandim 1620/Loteng Letkol Inf Is Abul Rasi.
Kasus begal terakhir yang terjadi, kata Is yaitu menimpa wisatawan asing, asal Inggris di jalan raya Rangkap Satu Desa Kuta, Pujut.
“Sebelum itu terjadi, mana kadesnya, kadusnya, Babinsa maupun Bhabinkamtibmas,” sindir orang nomor satu dikorps TNI Gumi Tatas Tuhu Trasna tersebut.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar Pemkab lebih aktif menggerakkan program kerja ekonomi kerakyatan. Khususnya, merambah mereka yang berprofesi sebagai pejalan malam. “Pengamatan kami, kasus begal yang terjadi selama ini, murni karena faktor ekonomi saja,” kata Is.(JPG/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencemar Lingkungan Mengaku Diperas Oknum
Redaktur : Tim Redaksi