jpnn.com - JAKARTA - Gubernur Papua Lukas Enembe meminta perusahaan tambang PT Freeport keluar dari wilayah Papua. Itu, kata dia, sebaiknya dilakukan jika perusahaan tambang asal Amerika itu tidak membangun smelter di wilayah Papua. Warga Papua, kata dia, menolak pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur.
"Saya didampingi oleh para bupati, pemilik tanah, pemilik wilayah, pemilik tambang sepakat menolak. Kalau tidak mau bangun smelter di Papua, keluar saja dari Papua," tegas Lukas di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/1) malam.
BACA JUGA: Ngadu ke Ombudsman, BW Dicap Norak oleh Eggi Sudjana
Lukas mempertanyakan alasan PT. Freeport yang mengklaim bahwa pembangunan smelter di Papua terkendala lahan sehingga memilih di Gresik. Pasalnya, kata Lukas, wilayahnya memiliki lahan yang luas hingga berhektar-hektar.
Selain itu, Papua juga memiliki potensi sumber daya air yang besar, yaitu 600 megawatt. Pemerintah, kata dia, hanya bertugas untuk membuat jalan sampai lokasi air terjun terbesar di Papua.
BACA JUGA: BW Berharap BG Penuhi Panggilan KPK ââ¬Å½
"Soal listrik itu tanggungjawab utama Freeport. Kita punya potensi air namanya romuka itu 600 mega watt potensi air kita. Kalau freeport tidak mau, kami tolak. Kapan majunya kalau semua industri ada di luar Papua. Kapan majunya kami dari kemiskinan dan kebodohan. Papua bagian dari NKRI," tandas Lukas. (flo/jpnn)
BACA JUGA: Tiga Masalah Pembelit Presiden di 100 Hari Pertama
BACA ARTIKEL LAINNYA... Segera Disidang, Raja Bonaran Sudah Siapkan Saksi-saksi
Redaktur : Tim Redaksi