Simak nih Pengakuan Mantan Teroris

Kamis, 10 Agustus 2017 – 00:26 WIB
Khairil dihadirkan menjadi narasumber dialog di Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Rabu (9/8) kemarin. Foto: Ending/Radar Banjarmasin

jpnn.com, BANJARMASIN - Kelompok teroris yang menyebarkan radikalisme masih menjadi ancaman di negeri ini.

Paham radikal disebarkan oleh teroris kepada para anak-anak muda yang notabene tidak memiliki latar belakang pendidikan keagamaan. Karena dengan begitu mereka dapat dengan mudah mempengaruhi.

BACA JUGA: Generasi Muda Punya Peran Penting Perangi Radikalisme

Pernyataan itu disampaikan Khairil, mantan teroris di Indonesia yang sekarang sudah insaf, yang diajak oleh Badan Nasional Pencegahan Teroris (BNPT) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk menjadi nara sumber dalam kegiatan Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus dan Birokrasi Kampus Dalam Pencegahan Terorisme di Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Rabu (9/8).

“Biasanya target mereka adalah orang-orang yang kaget agama, bukan orang yang background dari sekolah agama,” katanya.

BACA JUGA: Membendung Radikalisme Melalui Kekuatan Akar Rumput

Khairil, yang punya beberapa nama alias, yakni alias Umar alias Herman alias Abu Hapsoh, ini mengatakan dirinya sampai terlibat dalam jaringan terorisme karena sebelumnya sudah banyak membaca mengenai paham radikal dari buku-buku maupun film.

Pengetahuan yang didapat itu semakin membakar semangat mudanya untuk ikut bergabung dalam kelompok teroris.

BACA JUGA: Penjaga Masjid Ditembak, Jemaah Sedang Salat Dilempari Granat

Hingga akhirnya, dia bertemu dengan jaringan kelompok teroris yang mempunyai pengalaman berperang di Afganistan dan Filipina. Mereka kebetulan datang ke Indonesia untuk mengadakan perekrutan terhadap anak-anak baru.

“Setelah bergabung itulah mulai saya mengikuti pengajian-pengajian sifatnya eksklusif, tersembunyi. Materinya bukan umum lagi. Pelatihan ilmu peledakan, militer, persenjataan baik laras pendek, laras panjang dan sebagainya, kalau sudah matang baru dikirim,” tuturnya.

Karena itu, setiap kali hadir menjadi pembicara dalam acara seperti ini, dirinya akan menyampaikan bahwa apa yang mereka dapat itu adalah keliru dan harus diluruskan sehingga mereka jangan sampai terjebak masuk bergabung kelompok teroris.

“Beragama itu sesuai dengan rukun Islam, secara global. Adapun permasalahan yang rinci kita serahkan kepada ahlinya,” ujarnya. (gmp/by/ram)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Masuk Aliran Radikal? Siap-Siap Didepak dari Kampus


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler