jpnn.com - JAKARTA - Direktur Perpajakan Internasional Direktorat Jenderal Pajak John Hutagaol mengatakan, pihaknya terus melakukan komunikasi secara intensif dengan otoritas Singapura.
Langkah ini dilakukan terkait sikap negara tetangga itu yang berupaya menghalang-halangi program tax amnesty.
BACA JUGA: Keras! Misbakhun Desak Sikap Singapura Harus Dibalas
”Kita tahu bahwa ibu Menkeu terus melakukan komunikasi dengan otoritas termasuk Kemenetrian Keuangan Singapura. Saya minggu lalu juga sempat bertemu dengan Dirjen Pajak Singapura dan dia secara langsung menyatakan dukungannya dengan program tax amnesty,” ujarnya kepada Jawa Pos, Jumat (16/9).
Dia melanjutkan, otoritas pajak di Singapura bahkan menyatakan bahwa tidak pernah menghalangi wajib pajak Indonesia yang menempatkan dananya di Singapura untuk mengikuti tax amnesty.
BACA JUGA: Simak! Kalimat Bu Ani yang Disampaikan ke Pemerintah Singapura
Namun, setiap masukan yang diterima oleh Ditjen Pajak akan menjadi perhatian, terlebih seiring dengan adanya polemik yang terjadi belakangan.
Terlebih, merujuk pada keluhan pengacara Hotman Paris Hutapea yang pada Kamis (15/9) melakukan proses tax amnesty dan menyebut dana miliknya yang ada di Singapura sulit ditarik.
BACA JUGA: Ketua MPR: Generasi Muda Persiapkan Diri Hadapi MEA
Hotman menyebut, yang menghalangi penarikan dana itu adalah pihak perbankan Singapura.
Dia telah berusaha menarik uangnya yang disimpan di sana, namun hingga saat ini belum ditransfer.
Menanggapi keluhan tersebut, John menuturkan bahwa Ditjen Pajak akan terus menelusuri apa saja penyebab adanya keluhan-keluhan dari wajib pajak yang akan “memulangkan” dananya ke Indonesia melalui tax amnesty.
”Kita perhatikan terus dan akan kroscek ke sumbernya, apa saja penyebabnya. Kroscek dilakukan untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Pemerintah tidak ingin ada hal-hal yang menghalangi program tax amnesty,” ujarnya.
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama menambahkan, data hingga tanggal 15 September 2016 menunjukkan bahwa mayoritas dana repatriasi yang diungkapkan berasal dari wajib pajak di Singapura.
Dia merinci, jumlah repatriasi harta mencapai Rp 14,09 triliun atau 76,14 persen dari total repatriasi.
Sedangkan, harta bersih yang diungkap mencapai Rp 103,61 triliun atau 74,51 persen dari total deklarasi harta luar negeri.
”Fakta ini menunjukkan bahwa banyak wajib pajak dengan harta di Singapura tidak memiliki kendala atau kekhawatiran dalam mengikuti program tax amnesty,” jelasnya di Jakarta, Jumat (16/9).
Hestu melanjutkan, pemerintah mengimbau kepada seluruh wajib pajak, khususnya wajib pajak besar, agar memanfaatkan tax amnesty untuk memperbaiki kepatuhan pajak mereka.
”Dengan begitu mereka berpartisipasi dalam pembangunan menuju Indonesia yang lebih baik dengan memanfaatkan tarif yang sangat rendah,” katanya. (byu/bay/dee)
Ketergantungan Singapura pada Indonesia
1. Dari sisi Wisman
- Total jumlah wisman yang berkunjung ke Singapura hingga Juni 2016: 1.269.120 orang
- Dari jumlah tersebut, ada 234.840 orang Indonesia yang berkunjung (RI menempati posisi wisman terbesar yang berkunjung ke Singapura)
Sumber: Departement of Statistics Singapore
2. Dari sisi Pembeli Properti
- Bloomberg menyebut, orang Indonesia mendominasi pembelian property mewah kondominium OUE Twin Peaks Seharga SGD 4 juta per unit pada Juli 2016
- Sejak awal tahun hingga 17 Agustus 2016, orang Indonesia tercatat membelanjakan lebih dari USD 5 juta atau sekitar Rp 48,5 miliar di pasar property mewah Singapura atau setara dengan pembelian 30 unit properti mewah
- Urban Redevelopment Authority (URA) menyebut gairah belanja properti mewah tersebut empat kali lipat lebih tinggi dari tahun 2015. Sebagai perbandingan, transaksi properti mewah oleh orang Indonesia hanya sebanyak delapan kali di sepanjang tahun lalu
- Cushman & Wakefield Inc menyebut, sepanjang semester I 2016, orang Indonesia membeli 189 properti dari total transaksi properti di Singapura. Angka tersebut naik 23 persen secara tahunan
- Di kuartal ll 2016 saja, ketika pembelian properti oleh investor asal Tiongkok dan Malaysia menurun, transaksi properti orang Indonesia malah tumbuh 19 persen
- Aset private banking dari nasabah Indonesia diperkirakan mencapai USD 200 triliun, 40 persen dari total aset private banking di Singapura
3. Dari sisi Penempatan Dana
- Reuters menyebut, aset private banking dari nasabah Indonesia diperkirakan mencapai USD 200 triliun. Jumlah tersebut menempati 40 persen dari total aset private banking di Singapura
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Nilai Singapura Terapkan Standar Ganda
Redaktur : Tim Redaksi