jpnn.com - MALANG - Harapan Aremania, julukan suporter Arema menyaksikan tim kebanggaannya pesta juara Piala Gubernur di Stadion Kanjuruhan sore ini gagal. Karena venue partai final menghadapi Persebaya yang harusnya di Stadion Kanjuruhan, secara mendadak dipindah oleh panitia ke Lapangan Bumimoro, Surabaya pukul 14.30.
Pemindahan itu pun atas desakan dari kubu Persebaya yang menolak final digelar di markas Arema. Alasannya, kubu tim berjuluk Bajul Ijo itu khawatir ada tekanan dari suporter Arema. Bahkan, Persebaya mengancam tidak datang ke Malang jika final tetap dilakukan di Stadion Kanjuruhan.
BACA JUGA: Roy Tanggung Jawab
Tak mau kehilangan muka, panitia akhirnya luluh dan menuruti kemauan Persebaya dengan mengorbankan kepentingan Arema. Dan yang cukup aneh, panpel Arema sejak kemarin sebenarnya sudah mengantongi izin partai final di Stadion Kanjuruhan dari Polda Jatim.
BACA JUGA: Bidik Tempat di Timnas Senior
Namun, diduga karena ada tekanan dari sejumlah pihak, izin dari Polda tersebut dicabut pada petang kemarin dan dialihkan ke Surabaya. Hanya laga di Surabaya itu berdasar keputusan panitia tanpa ada penonton.
Terkait perpindahan venue yang menguntungkan tim lawan, kubu Arema Cronus sangat kecewa. Kubu tim Singo Edan sempat mempertanyakan izin pertandingan di Surabaya itu. Namun, demi menjaga reputasi tim, akhirnya tadi malam pukul 21.00 WIB rombongan Arema Cronus berangkat dari Klub Bunga Batu (tempat tim menginap selama Piala Gubernur) menuju Surabaya dengan kawalan pihak kepolisian.
BACA JUGA: Perbaiki Fisik dan Stamina
"Kami tidak ingin jadi tim penakut seperti mereka (Persebaya Surabaya). Meskipun akhirnya kami harus bermain di Surabaya," kata CEO Arema Cronus Iwan Budianto tadi malam.
Menurut Iwan, meski tim Singo Edan dalam posisi terzalimi, tapi penggawa tim tak kendur semangat. Sebaliknya, situasi ini justru membakar motivasi Cristian Gonzales dan kawan-kawan. Para pemain Arema bertekad untuk jadi juara di markas Persebaya Surabaya untuk merayakan gelar pertama Piala Gubernur. "Semua pemain kami harap makin bersemangat untuk mengalahkan Persebaya tentunya," lanjutnya.
Kurang tegasnya panitia Piala Gubernur sebenarnya sudah tercium sejak awal turnamen. Sehari jelang kompetisi diputar 15 Desember lalu, komposisi grup mengalami perubahan. Dari dua grup menjadi tiga grup setelah Persepam Madura United mendadak ikut dalam turnamen setelah kandangnya, Stadion Gelora Bangkalan ditunjuk jadi salah satu tuan rumah.
Ketidaktegasan tersebut berlanjut pada laga semifinal. Persebaya mulai jadi anak emas di sini. Keputusan awal bahwa semua semifinal digelar di Malang dicabut. Bahkan, tim Bajul Ijo diberikan keistimewaan dalam partai semifinal bermain lawan Persela di Lapangan Bumimoro Kompleks Angkatan Laut Surabaya.
Sementara itu, kubu Persebaya Surabaya lewat Direktur Olahraga Dhimam Abror mengaku lega dengan keputusan panitia. Karena sebelumnya mereka khawatir dengan keamanan timnya jika bermain di Malang. "Kalau bermain di Malang tentu kami akan mendapatkan tekanan lebih tinggi," jawabnya.
Namun demikian, sebenarnya kubu Persebaya memberikan saran final digelar di tempat netral atau sistem home and away. Tapi pihak memutuskan final tetap digelar di Lapangan Bumimoro Surabaya. (iw/c1/abm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSSI Umumkan Susunan Pelatih Baru Timnas Senior
Redaktur : Tim Redaksi