jpnn.com - JAKARTA - Perdagangan saham setelah libur panjang Lebaran tak mampu menghindari tekanan aksi jual investor asing. Net sell atau selisih jual bersih yang mencapai Rp 278,2 miliar memaksa indeks harga saham gabungan (IHSG) terus terkoreksi sejak awal sesi perdagangan. Pada akhir perdagangan IHSG ditutup melemah 43 poin (0,93 persen) ke level 4.597,78.
Menurut Head of Research Trust Securities Reza Priyambada, merahnya IHSG tersebut merupakan dampak telatnya bursa tanah air dalam merespons sentimen negatif di pasar.
BACA JUGA: Lima Perusahaan IPO Semester Dua
"Kondisi penurunan ini sangat jarang terjadi. Sebab, secara historis dalam beberapa tahun terakhir, laju IHSG cenderung positif setelah libur panjang Lebaran," terangnya.
BACA JUGA: Salurkan KUR, BRI Sasar Lingkungan Kumuh
Dalam perdagangan yang berlangsung ramai, yakni mencapai 146.746 kali transaksi tersebut, secara sektoral mayoritas saham mengalami pelemahan. Hanya dua sektor yang menguat, yakni sektor komoditas pertambangan yang naik tajam mencapai 6,92 persen dan sektor perdagangan yang naik tipis 0,51 persen.
Saham-saham yang terimbas aksi jual di antaranya UNVR (-4,6 persen), ASII (3,7 persen), BBCA (-3,7 persen), dan BMRI (3,4 persen). Sementara saham-saham pengerek indeks antara lain UNTR (7,6 persen), ADRO (18,5 persen), dan ITMG (11,96 persen).
BACA JUGA: Lion Air Berminat Borong 50 Pesawat Produksi PT DI
"IHSG yang gagal bertahan di kisaran target support kami pada 4.600 hingga 4.625, mengindikasikan masih adanya potensi koreksi tipis," terangnya. Reza juga menyebutkan, belum adanya sentimen positif membuat IHSG sulit diharapkan bangkit, kecuali terjadi aksi beli besar pada saham-saham yang berada di area oversold atau jenuh jual.
Head of Research Universal Broker Satrio Utomo memaparkan, tekanan jual masih dapat berlangsung antara satu dan dua hari ke depan. Hal ini melihat masih adanya sisa net sell asing yang mencapai sekitar Rp 300 miliar. Kondisi bursa makin dilematis jika mempertimbangkan sinyal bursa regional yang tidak cukup baik.
"Namun, melihat performa rebound minus CPO, harga saham komoditas di level support cukup menarik bagi investor. Akan tetapi, tidak bagus jika posisi harga masih running seperti sekarang," terangnya. (gal/c9/sof)
Rekomendasi Saham
Kode Emiten Close Entry Target
ASRI Alam Sutera 750 710 780
ADRO Adaro Energy 780 710 800
AISA Tiga Pilar Sejahtera 1.300 1.260 1.380
TINS Timah 1.330 1.280 1.380
BACA ARTIKEL LAINNYA... BRI Ajak TKI jadi Investor
Redaktur : Tim Redaksi