Sipir Lapas Didor di Depan Rumah

Menkum HAM Bantah Teroris

Jumat, 09 Agustus 2013 – 06:55 WIB

jpnn.com - JAKARTA--Salah seorang sipir di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wirogunan, Jogjakarta, bernama Agus Susetya pada Rabu (7/8) sekitar pukul 22.00 ditembak dua orang tak dikenal. Agus ditembak dua kali di bagian perut dari jarak sekitar 7 meter.

Menurut keterangan saksi mata di lokasi kejadian, penembak Agus berboncengan sepeda motor bebek berwarna gelap. Penembakan itu dilakukan saat Agus duduk-duduk di teras rumah dinasnya di RT 30, RW 08, Blok C6, Kelurahan Gunungketur, Kecamatan Pakualaman, Jogjakarta. Meski menderita luka parah, nyawa Agus bisa diselamatkan setelah dibawa sejumlah warga ke RS Bethesda dan RS Panti Rapih, Jogjakarta.

BACA JUGA: Mengintip Pengamanan Hunian Elite saat Lebaran

Agus adalah sipir yang bertugas menyiapkan jatah makanan untuk para narapidana di Lapas Wirogunan. Karena itu, dalam tugasnya, dia kerap bersinggungan dengan narapidana.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin menepis dugaan penembakan terhadap salah seorang sipir Lapas Wirogunan, Jogjakarta, dilakukan kelompok teroris. Amir menduga, penembakan itu merupakan aksi kriminal biasa yang tidak terkait latar belakang pekerjaan stafnya.

BACA JUGA: Boleh Nitip Rumah ke Polsek

"Saya rasa itu kejadiannya karena urusan pribadi," ujar Amir setelah mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal kemarin (8/8).

Dugaan bahwa penembakan tersebut semata-mata tindakan kriminal yang berkaitan dengan dendam pribadi disebabkan Agus bukan satu-satunya petugas lapas yang berada di depan rumahnya ketika itu. Letak rumah dinas yang ditinggali Agus juga berada di gang kecil yang dekat dengan jalan buntu.

BACA JUGA: Hendak ke TKP Petugas PMK Diserang

Karena itu, diduga pelaku sudah melakukan pengamatan lapangan untuk mengenali wilayah serta sudah lama mengintai sasarannya. Pola tersebut berbeda dengan penembakan acak terhadap petugas yang sedang lengah seperti dua kasus penembakan anggota polisi di Ciputat. "Namun, kita serahkan (motifnya) pada penyelidikan polisi," kata Amir.

Terlepas apa pun motifnya, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman melihat tiga aksi penembakan terhadap aparat negara itu sebagai upaya suatu kelompok untuk menjadikan penegak hukum sebagai target pembunuhan.
    
"Ini betul-betul peringatan kepada seluruh aparat keamanan, baik itu TNI, Polri, maupun lapas sendiri. Kewaspadaan harus ditingkatkan. Kesiapan harus ditingkatkan. Tidak boleh ada korban lagi," ujar Marciano di Istana Negara, Jakarta, kemarin (8/8).

Khusus untuk aksi penembakan di Ciputat, Marciano menilai keduanya lengah sehingga tidak menduga akan menjadi target tindak kriminal. Karena itu, seluruh petugas diimbau selalu waspada, baik ketika dalam perjalanan menuju tempat tugas, pulang dari tugas, maupun tengah bertugas. "Mereka mencari sasaran yang betul-betul sangat lengah. Dua korban yang pertama itu ditembak dari belakang," katanya.

Untuk itu, BIN meminta seluruh petugas tidak lengah serta tidak mengendurkan pengejaran terhadap kelompok-kelompok teroris yang terus berupaya membangun kekuatan. "Kita tidak boleh menganggap (ancaman kelompok teroris) sudah selesai. Ancaman itu nyata. Kita tidak perlu takut yang berlebihan, namun kesiapan harus dioptimalkan," tegasnya. (dim/ken/c6/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tertipu Calo, Empat Pemudik Telantar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler