Sisa P1 Bakal Menggunakan Sistem Marketplace, Guru Lulus PG PPPK Makin Waswas

Kamis, 25 Mei 2023 – 11:31 WIB
Ketum FGHNLPSI Heti Kustrianingsih bersama anak didiknya yang meraih prestasi. Foto dok. FGHNLPSI for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih mengungkapkan kekhawatirannya dengan nasib prioritas satu (P1).

Dia pesimistis guru lulus PG atau P1 akan terangkut seluruhnya di seleksi PPPK guru 2023, apalagi sudah ada sinyal dari Kemendikbudristek.

BACA JUGA: Prof Zainuddin Ungkap Hambatan sehingga Rekrutmen PPPK Guru Tidak Kunjung Tuntas, Ternyata

Dalam rapat kerja gabungan Komisi X DPR RI pada Rabu (24/5), Menteri Nadiem Makarim (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dan Dirjen Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Nunuk Suryani sama-sama menyampaikan bahwa pengangkatan P1 menjadi PPPK tidak akan tuntas tahun ini.

Hal itu dilihat dari minimnya jumlah formasi yang diusulkan pemda. Tercatat usulan yang masuk di e-formasi hingga 7 Mei hanya 278.102 atau 46 persen dari total kebutuhan PPPK guru 2023 sebanyak 601.174.

BACA JUGA: Mulai 2024, Rekrutmen CPNS & PPPK Lewat 2 Jalur, Ini 6 Poin Penting RPP Manajemen ASN

"Mas Menteri dan Bu Nunuk saja bilang tidak semua P1 yang akan terakomodasi, padahal hanya tersisa 62.546," kata Heti kepada JPNN.com, Kamis (25/5).

Yang menyedihkan kata Heti, guru P1 PKWU (Prakarya dan Kewirausahaan) paling terdampak, karena bakal banyak tidak terakomodasi.

BACA JUGA: Prof Zainuddin Soroti Data Rekrutmen PPPK Guru, Singgung Nasib P1, Hmmm

Heti mengungkapkan jika P1 PKWU banyak tersisa, otomatis mereka akan mengikuti seleksi ASN dengan sistem baru.

Walaupun belum memahami betul sistem baru tersebut, tetapi Heti melihat ada jebakan Batman di dalamnya.

"Jujur saja kami khawatir dengan sistem baru ini, apalagi seleksi guru menggunakan sistem marketplace. Kok guru disamakan dengan barang dagangan ya," cetusnya.

Kekhawatiran lainnya adalah ketika seleksi diserahkan kepada sekolah, otomatis posisi kepala sekolah makin kuat. Jika hubungan guru P1 dengan kepsek baik-baik saja, otomatis aman. Sebaliknya bila hubungan tidak harmonis, maka tamatlah riwayat P1. Mereka harus mencari sekolah baru dan mencari posisi sesuai kompetensi.

Hal lain yang dikhawatirkan Heti, apakah posisi P1 pada 2024 akan tetap ada atau malah dihapuskan.

Heti sepakat bila tata kelola guru diambil alih Kemendikbudristek. Namun, dengan kekuasaan penuh kepada kepsek, dia melihat ada potensi masalah baru yang akan tercipta.

Dia mencontohkan,. seleksi PPPK 2021/2022 cukup banyak guru honorer jadi korban karena kekuasaan penuh kepsek.

Melihat posisi P1 yang makin terjepit, Heti pun mendesak pemerintah untuk menyelesaikan dahulu guru P1. Formasi 278.102 yang ada diprioritaskan untuk 62.546 P1.

Dia menambahkan kalau disebut P1 PKWU berlebihan, maka pemerintah sebaiknya membuatkan regulasi khusus sama seperti P1 bahasa Inggris.

"Regulasi yang buat pemerintah. Kalau memang berniat menyelesaikan P1 buatkan regulasinya dan amankan semuanya. Setelah P1 selesai baru guru honorer kategori lainnya," pungkasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh Putri Balqis Korban KDRT di Depok Jadi Tersangka, Suaminya


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler