jpnn.com - JAKARTA - Langkah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden ternyata tak sepenuhnya didukung kader di partai berlambang kepala burung garuda itu. Bahkan, ada pendiri Partai Gerindra yang memilih mendukung Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi pesaing Prabowo di pemilu presiden (pilpres) 9 Juli nanti.
Adalah Muhammad Harris Indra, salah satu pendiri Partai Gerindra yang memilih berseberangan dengan partainya untuk urusan pilpres. Menurut Harris, keputusannya mendukung Jokowi didasari pada pertimbangan obyektif.
BACA JUGA: Presiden tak Tolerir Kasus Intoleransi di Jogjakarta
Harris menyatakan, memilih presiden beratti memilih tokoh terbaik. Namun, ia tak menganggap Prabowo sebagai tokoh terbaik meski memiliki kedekatan secara pribadi. “Kalau memilih faktor dekat secara personal, maka saya akan memilih Prabowo. Indonesian Idol saja kita memilih penyanyi yang terbaik, tapi mengapa presiden bukan mencari yang terbaik?” kata Harris kepada wartawan di Jakarta, Rabu (4/6).
Harris menambahkan, dirinya tentu akan memilih Prabowo anda pesaingnya bukan Jokowi. Namun, ternyata Ketua Umum PDIP Megawati SP memberi mandat ke Jokowi untuk maju sebagai capres. Karenanya Harris pun menjatuhkan pilihan politiknya ke Jokowi yang dianggap lebih baik ketimbang Prabowo.
BACA JUGA: Pegawai Non PNS di PTN Berpeluang jadi PPPK
Lantas apa yang membuat Harris menganggap Jokowi sebagai capres terbaik? Harris memaparkan, Jokowi sudah berbuat banyak bagi rakyat. Namun, salah satu yang membuat Harris terpikat adalah sikap Jokowi yang humanis.
Harris mengisahkan pertemuannya dengan Jokowi pada saat acara tujuh hari meninggalnya Ketua MPR RI Taufiq Kiemas di rumah Megawati Soekarnoputri. Kala itu Harris berdiri di kerumunan. Tiba-tiba ia diseret dan dipersilakan duduk di kursi.
BACA JUGA: Kapolri Bantah Larang Kegiatan Ibadah di Rumah
“Anda tahu siapa dia? Dia Jokowi. Sungguh sangat humanis," ujar Harris yang tak menyangka Jokowi yang sudah menjadi Gubernur DKI rela menawarkan tempat duduknya bagi orang lain yang hanya rakyat biasa.
Sikap Jokowi itu dianggap Harris sebagai bukti bahwa mantan Wali Kota Surakarta itu memang pemimpin yang melayani. “ Itu yang kita butuhkan hari ini, pemimpin yang melayani,” tegasnya.
Harris pun menepis anggapan bahwa Jokowi besar karena pencitraan di media. Sikap Jokowi memberikan kursi kepada orang lain yang tengah berdiri adalah buktinya. “Yang dilakukannya ke saya bukan pencitraan. Tidak ada televisi media yang melihatnya memberikan kursi ke saya,” ucap Harris.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Dinista, Bawaslu Segera Panggil Pimred Tabloid Obor Rakyat
Redaktur : Tim Redaksi